Industri perbankan syariah di Indonesia terus tumbuh dengan performa yang menjanjikan, seiring meningkatnya minat masyarakat terhadap instrumen keuangan yang selaras dengan prinsip-prinsip Islam. Di pertengahan 2025, deposito syariah tetap menjadi tempat menyimpan dana dengan imbal hasil stabil.
Namun, berbicara soal keuntungan, publik sering keliru menyamakan bunga dalam deposito konvensional dengan bagi hasil atau nisbah dalam deposito syariah. Meskipun keduanya memberikan imbal hasil, mekanismenya sangat berbeda.
Perlu diketahui, bahwa deposito syariah tidak menawarkan bunga tetap, melainkan menggunakan akad mudharabah, kerja sama antara nasabah sebagai pemilik dana (shahibul maal) dan bank sebagai pengelola (mudharib). Keuntungan dibagi berdasarkan nisbah yang disepakati di awal, dan hasil aktual sangat tergantung pada kinerja bisnis bank.
Daftar isi:
Cara Kerja Deposito Syariah

Pada tahun 2025, tren pelonggaran kebijakan moneter oleh Bank Indonesia, ditandai dengan penurunan BI-Rate hingga 5,50% per Mei 2025, telah memberikan tekanan terhadap tingkat imbal hasil deposito syariah.
Penurunan tersebut juga diikuti oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), yang menetapkan tingkat penjaminan simpanan rupiah hanya sebesar 4,00% untuk bank umum.
Menurut data OJK pada 19 Juni 2024, bagi hasil deposito mudharabah syariah dengan tenor di atas 12 bulan berada di kisaran 4,33% per tahun. Setelah dipotong pajak 20%, hasil bersihnya hanya sekitar 3,46% per tahun.
Kondisi ini mendorong banyak bank syariah untuk bersaing menawarkan nisbah yang lebih tinggi, terutama kepada nasabah prioritas atau mereka yang menempatkan dana dalam jumlah besar.
Daftar Nisbah Bank Syariah Tertinggi 2025
Berikut ini tujuh bank syariah di Indonesia yang menawarkan imbal hasil (nisbah) deposito tertinggi tahun 2025:
1. Bank Syariah Indonesia (BSI)

Melansir laman bankbsi.co.id, Bank Syariah Indonesia (BSI) merupakan hasil merger tiga bank syariah milik BUMN pada 2021, kini menjadi bank syariah terbesar di dunia dari sisi jumlah nasabah (per Juni 2024).
Keunggulannya juga tercermin pada produk BSI Deposito Rupiah, yang menawarkan equivalent rate hingga 29% per tahun bagi nasabah dengan penempatan dana minimal Rp5 miliar. Untuk dana di bawah Rp1 miliar, BSI tetap menarik dengan rate 25–26% tergantung tenor.
Strategi ini mencerminkan pendekatan yang agresif dari BSI dalam menarik Dana Pihak Ketiga (DPK) skala besar, namun tetap berada dalam jaminan LPS hingga Rp2 miliar. Bagi hasil dibayarkan bulanan dengan akad mudharabah mutlaqah.
2. Bank Aladin Syariah
Selanjutnya ada Bank Aladin Syariah yang bisa menjadi alternatif dengan produknya bernama Ala Deposito yang menawarkan nisbah nasabah hingga 85% dengan indikasi equivalent rate 7,00% per tahun untuk tenor 12 bulan. Dengan syarat penempatan mulai dari Rp1 juta, Bank Aladin Syariah menggabungkan aksesibilitas dan daya tarik imbal hasil.
Namun, nasabah perlu mencermati bahwa jika deposito dicairkan sebelum jatuh tempo, tidak ada bagi hasil yang diberikan. Hal ini mempertegas pentingnya perencanaan likuiditas saat memilih tenor, sebagaimana dikutip dari laman aladinbank.id
3. Bank Muamalat

Menurut data dari laman bankmuamalat.co.id, Bank Muamalat membedakan penawaran bagi hasil antara produk online dan konvensional. Untuk Deposito Online iB Hijrah, nasabah mendapatkan nisbah 75%, jauh lebih tinggi dibanding produk fisik yang hanya menawarkan 50–54% tergantung tenor.
Dengan minimum penempatan Rp2,5 juta dan jangka waktu mulai dari 1 hingga 12 bulan, produk digital Muamalat menjadi pilihan yang cerdas di tengah tren digitalisasi perbankan. Bank ini juga mencatat pertumbuhan laba 33% pada Kuartal IV 2023, menjanjikan potensi imbal hasil yang stabil.
4. Bank Danamon Syariah

Melansir laman danamon.co.id, produk Deposito Syariah iB dari Bank Danamon menawarkan nisbah bagi hasil 70% untuk nasabah, terutama yang berasal dari segmen institusi. Hal ini terlihat dari minimum penempatan untuk badan hukum sebesar Rp100 juta, sedangkan untuk perorangan sebesar Rp8 juta.
Strategi ini menyasar kalangan korporasi atau high-net-worth individuals yang mengutamakan stabilitas dan legalitas syariah dalam investasi jangka pendek atau menengah.
5. Bank BTPN Syariah

Melansir laman btpnsyariah.com, BTPN Syariah menghadirkan produk Tepat Deposito, dengan indikasi bagi hasil sebesar 6,02% per tahun. Namun, data ini kemungkinan merujuk pada equivalent rate, bukan nisbah murni. Sayangnya, tidak ada informasi pasti mengenai struktur tenor dan nisbah pembagian.
Meski demikian, produk ini tetap dijamin oleh LPS dan cocok bagi investor yang sudah menjadi nasabah aktif BTPN dan menginginkan diversifikasi berbasis syariah.
6. Bank Mega Syariah
Produk Deposito Plus iB dari Bank Mega Syariah mencatatkan nisbah 41% untuk tenor 12 bulan. Meskipun bukan yang tertinggi, produk ini memiliki keunggulan lain: dapat digunakan sebagai agunan pembiayaan, sebuah fitur yang jarang ditemukan pada deposito syariah lain, seperti dikutip dari laman megasyariah.co.id
Dengan minimum penempatan Rp5 juta, fleksibilitas ini dapat menarik nasabah yang juga memiliki kebutuhan pembiayaan berbasis syariah di masa mendatang.
7. Bank Nano Syariah
Melansir nanobanksyariah.id, bagi investor pemula atau segmen UMKM, Bank Nano Syariah menyediakan produk Deposito Aira iB dengan minimum penempatan hanya Rp500.000.
Meski nisbah bagi hasilnya lebih rendah (sekitar 43,48%), kemudahan akses menjadikannya instrumen edukatif untuk mengenalkan konsep keuangan syariah pada publik yang lebih luas.