Gelombang demonstrasi besar yang terjadi pada Agustus-September 2025 telah membawa dampak luas tidak hanya pada aspek sosial dan politik, tetapi juga terhadap stabilitas ekonomi nasional secara keseluruhan.
Demonstrasi yang berlangsung sejak 25 Agustus hingga awal September 2025 ini bermula dari protes terhadap tunjangan DPR, namun berkembang menjadi gelombang aksi massa yang meluas ke berbagai kota besar di Indonesia.
Bagaimana dampak sebenarnya terhadap fundamental ekonomi Indonesia dan apa prediksi ke depannya?
Dampak Demo pada Pasar Keuangan Indonesia
Tekanan pada IHSG dan Nilai Tukar Rupiah
Pasar keuangan Indonesia merasakan dampak langsung dari eskalasi demonstrasi yang terjadi.
IHSG tercatat anjlok tajam, sementara nilai tukar rupiah melemah signifikan terhadap dolar AS akibat aksi jual investor asing yang khawatir dengan stabilitas politik nasional.
Kondisi ini mencerminkan hilangnya kepercayaan sementara terhadap stabilitas ekonomi Indonesia.
Data menunjukkan betapa signifikannya dampak demo pada pasar modal.
Market cap IHSG menguap Rp195 triliun dalam sehari, anjlok dari Rp14.372 triliun menjadi Rp14.182 triliun pada akhir Agustus 2025.
Sementara itu, rupiah melemah 0,89% di level Rp16.485 per dolar AS, mencerminkan tekanan yang luar biasa pada mata uang domestik.
Volatilitas pasar ini bukan hanya angka statistik, melainkan cerminan kekhawatiran mendalam investor terhadap stabilitas jangka pendek Indonesia.
Tekanan pada IHSG yang kehilangan level psikologis menandakan bahwa investor asing mulai mempertanyakan risiko investasi di tengah ketidakpastian politik domestik.
Capital Outflow dan Intervensi Bank Indonesia
Situasi semakin serius ketika terjadi capital outflow sebesar Rp250 miliar pada periode 25-28 Agustus 2025.
Arus keluar modal asing ini bertepatan dengan puncak aksi demonstrasi nasional, memicu kekhawatiran investor terhadap stabilitas politik dan ekonomi jangka menengah.
Bank Indonesia terpaksa masuk ke pasar untuk melakukan intervensi demi menahan pelemahan rupiah melalui berbagai instrumen, termasuk transaksi spot, DNDF (Domestic Non-Deliverable Forward), dan pembelian Surat Berharga Negara di pasar sekunder.
Langkah ini menunjukkan keseriusan otoritas moneter dalam menjaga stabilitas nilai tukar di tengah gejolak domestik.
Foreign investors melakukan net sell sebesar Rp0,25 triliun antara 25-28 Agustus 2025, dengan penjualan terbesar terjadi di instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) mencapai Rp10,79 triliun.
Meskipun pasar saham dan SBN masih mencatat beli neto, tekanan secara keseluruhan tetap signifikan terhadap stabilitas pasar keuangan.
Dampak Demo pada Sektor Riil Ekonomi
Kerugian Sektor Jasa dan Transportasi
Dampak demonstrasi tidak hanya terbatas pada pasar keuangan, tetapi merambah ke sektor riil yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional.
Sektor jasa, yang berkontribusi 45% dari ekonomi nasional atau setara Rp9.900 triliun per tahun, menghadapi gangguan signifikan dengan potensi kerugian Rp8-9 triliun jika terganggu 10% selama tiga hari aksi.
Para ekonom memperingatkan bahwa ketergantungan ekonomi nasional terhadap perputaran konsumsi masyarakat membuat dampak demo terasa sangat cepat.
Sektor transportasi, perdagangan, kuliner, pusat perbelanjaan, hotel, restoran, dan logistik mengalami gangguan operasional yang berimbas langsung pada omzet dan produktivitas.
Beberapa moda transportasi publik bahkan harus mengubah atau menghentikan layanan sementara demi alasan keamanan.
Sejumlah pusat perbelanjaan memilih menutup operasional, sementara usaha kecil di sekitar titik aksi mengalami penurunan omzet drastis.
Kondisi ini menunjukkan efek domino yang luas dari instabilitas sosial terhadap aktivitas ekonomi sehari-hari.
Dampak Demo pada Industri Pariwisata
Industri pariwisata, yang tengah dalam fase pemulihan pasca pandemi, menghadapi tantangan baru akibat gelombang demonstrasi.
Label “destinasi yang tidak aman” mudah melekat, terutama bagi kota-kota yang mendapat sorotan media internasional, dan persepsi ini paling sulit dipulihkan karena menyangkut kepercayaan wisatawan.
Yogyakarta sebagai kota wisata ikut merasakan dampaknya, dengan kemungkinan penundaan jadwal MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions) di minggu-minggu berikutnya.
Wisatawan yang berencana berkunjung pada akhir pekan cenderung menunda perjalanan mereka hingga situasi benar-benar kondusif.
Ancaman terbesar ada pada sektor MICE, dimana Indonesia sedang berusaha keras menjadi tuan rumah berbagai event internasional.
Persepsi instabilitas politik dan keamanan dapat membuat penyelenggara global menunda, bahkan memindahkan lokasi acara mereka ke negara lain yang dianggap lebih stabil dan predictable.
Dampak Demo pada Investasi dan Kepercayaan Bisnis
Persepsi Risiko dan Investasi Asing
Salah satu sektor yang paling rentan terdampak aksi demonstrasi adalah investasi, terutama di bidang manufaktur dan industri padat modal yang memerlukan kepastian jangka panjang.
Para pengusaha mulai mengkhawatirkan dampak negatif pada iklim investasi, mengingat aksi massa yang mendapat perhatian media asing.
Ketidakkondusifan situasi dapat mengganggu psikologi calon investor karena menganggap situasi Indonesia kurang kondusif dari sisi keamanan dan stabilitas politik.
Hal ini berpotensi mengurangi aliran investasi asing yang masuk, yang pada gilirannya akan berdampak pada penciptaan lapangan kerja dan transfer teknologi.
Demonstrasi bukan hanya isu domestik, tetapi juga mempengaruhi persepsi global terhadap risiko berinvestasi di Indonesia.
Media internasional yang melaporkan aksi massa dan kerusuhan dapat membentuk narasi negatif tentang stabilitas politik Indonesia, yang berujung pada peningkatan country risk premium.
Biaya Modal dan Operasional Perusahaan
Dampak jangka panjang demonstrasi terhadap dunia usaha tidak hanya berupa hilangnya pendapatan harian, tetapi juga peningkatan structural cost yang harus ditanggung perusahaan.
Investor cenderung menuntut risk premium lebih tinggi dalam kondisi ketidakpastian, yang meningkatkan Weighted Average Cost of Capital (WACC) dan menekan valuasi perusahaan secara keseluruhan.
Peningkatan biaya logistik menjadi beban tambahan karena perusahaan perlu menggunakan rute alternatif, menambah waktu perjalanan, atau menyewa armada tambahan untuk memastikan kelancaran distribusi.
Blokade jalan dan rekayasa lalu lintas membuat pasokan bahan baku dan distribusi produk menjadi tidak tepat waktu.
Gangguan rantai pasok ini terutama berdampak pada perusahaan yang mengandalkan sistem just-in-time, dimana keterlambatan bahan baku dapat menyebabkan shutdown produksi. Downtime produksi yang tidak terencana ini berujung pada kerugian finansial yang signifikan dan dapat mempengaruhi kinerja kuartalan perusahaan.
Respon Pemerintah dan Stabilisasi Ekonomi
Intervensi Bank Indonesia dan OJK
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berusaha menenangkan pasar dengan menyatakan bahwa sektor jasa keuangan terjaga stabil, bahkan IHSG sempat menyentuh level tertinggi pada Agustus sebelum terkoreksi akibat demonstrasi.
Pernyataan ini dimaksudkan untuk menjaga kepercayaan investor bahwa fundamental ekonomi Indonesia tetap solid.
Bank Indonesia memperkuat intervensi di pasar keuangan melalui berbagai instrumen, termasuk intervensi non-deliverable forward (NDF) di pasar off-shore dan intervensi domestik melalui transaksi spot serta pembelian Surat Berharga Negara di pasar sekunder.
Langkah komprehensif ini menunjukkan komitmen otoritas moneter dalam menjaga stabilitas.
Koordinasi dengan seluruh anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSSK) terus dipererat dalam menjaga dan memitigasi potensi risiko yang dapat mengganggu stabilitas sektor jasa keuangan secara keseluruhan.
Sinergi antar lembaga ini menjadi kunci dalam menghadapi volatilitas pasar di tengah ketidakpastian politik.
Langkah Mitigasi dan Pemulihan
Asosiasi pengusaha seperti HIPPINDO mendukung langkah pemerintah dalam menjamin keamanan masyarakat, termasuk pengamanan pusat perbelanjaan, objek vital, serta kelancaran distribusi logistik dan barang kebutuhan pokok.
Dukungan sektor swasta ini penting untuk menjaga kontinuitas aktivitas ekonomi.
Para analis mulai melihat tanda-tanda positif dimana prospek IHSG pasca demonstrasi terlihat optimistis seiring dengan stabilisasi situasi politik domestik.
Momentum pemulihan ini menjadi indikasi bahwa potensi reli penguatan masih terbuka, meski sentimen kehati-hatian tetap membayangi investor.
Faktor-faktor yang dapat menopang pemulihan antara lain dukungan dari pasar regional yang cenderung positif, fundamental emiten yang relatif solid, serta ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter global yang dapat mendorong masuknya aliran dana asing ke emerging market termasuk Indonesia.
Prediksi Dampak Jangka Panjang Demo pada Ekonomi
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2025
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berhasil mencapai 5,12% pada kuartal II-2025, melampaui capaian kuartal I-2025 yang berada di 4,87%, berpotensi kembali melambat akibat kericuhan berkepanjangan.
Capaian Q2 yang mengungguli angka psikologis 5% menunjukkan resilience ekonomi Indonesia, namun volatilitas politik dapat menggerus momentum positif tersebut.
Para ekonom memperingatkan bahwa jika situasi tidak segera terkendali, pertumbuhan ekonomi nasional pada 2025 bisa melambat jauh dari proyeksi awal.
Sektor jasa yang melemah berpotensi menekan daya beli masyarakat serta menurunkan kontribusi pajak yang menjadi tulang punggung penerimaan negara.
Proyeksi pertumbuhan 2025 yang semula optimistis kini menghadapi risiko downward revision, terutama jika demonstrasi berlanjut atau memicu ketidakstabilan politik jangka panjang.
Ekonomi yang sangat bergantung pada konsumsi domestik (55%) akan sangat rentan terhadap gangguan kepercayaan konsumen dan aktivitas sektor jasa.
Outlook Investasi dan Kepercayaan Pasar
Meskipun menghadapi tantangan jangka pendek, target investasi 2025 sebesar Rp1.905,6 triliun masih dapat dicapai dengan fondasi ekonomi yang kuat dan reformasi struktural yang terus berjalan.
Pemerintah optimis dapat menjaga momentum pertumbuhan investasi sekaligus memperkuat fondasi ekonomi nasional di tengah tantangan global.
Faktor stabilisasi politik domestik, dukungan pasar regional yang positif, dan fundamental emiten yang solid dapat menopang reli IHSG ke depan.
Kinerja keuangan sejumlah perusahaan besar yang masih mencatatkan pertumbuhan, ditambah tren komoditas global yang menguat, berpotensi menjadi katalis penguatan indeks.
Namun, para analis memperingatkan bahwa dalam waktu dekat sulit berharap nilai tukar rupiah dan IHSG akan membaik tanpa adanya stabilitas politik yang berkelanjutan.
Kepastian dalam kebijakan fiskal dan regulasi pasar menjadi faktor utama dalam menarik kembali modal asing yang sempat keluar akibat ketidakpastian politik.
Kesimpulan
Dampak jangka panjang demonstrasi 2025 tidak hanya berupa hilangnya pendapatan harian, tetapi juga meningkatnya biaya modal, gangguan rantai pasok, dan rusaknya reputasi Indonesia di mata investor global.
Pemulihan ekonomi memerlukan stabilisasi politik dan respons kebijakan yang tepat untuk menjaga kepercayaan pasar dalam jangka menengah-panjang.
Meskipun dampak immediate terlihat signifikan dengan kerugian sektor jasa mencapai Rp8-9 triliun dan capital outflow Rp250 miliar, Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang solid dengan pertumbuhan 5,12% di Q2-2025.
Resilience ekonomi nasional terbukti dari kemampuan otoritas dalam melakukan intervensi yang tepat dan koordinasi antar lembaga yang efektif.
Kunci pemulihan terletak pada penanganan demonstrasi secara damai dan demokratis, komunikasi kebijakan yang jelas dan konsisten, serta koordinasi berkelanjutan antar lembaga dalam menjaga stabilitas sistem keuangan.
Dengan pendekatan yang tepat, Indonesia dapat keluar dari krisis ini dengan fondasi ekonomi yang lebih kuat dan sistem yang lebih resilient terhadap gejolak sosial-politik di masa depan.
Para investor dan pelaku usaha disarankan untuk tetap optimis namun berhati-hati, fokus pada fundamental yang solid sambil mempersiapkan strategi mitigasi risiko.
Stabilitas politik yang berkelanjutan akan menjadi kunci utama dalam memulihkan kepercayaan pasar dan menarik kembali investasi asing yang sempat tertunda akibat ketidakpastian situasi domestik.
Sumber Referensi
- https://tirto.id/dampak-demo-massal-2025-terhadap-ekonomi-indonesia-hgSD
- https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20250902061826-532-1269071/berkali-dihantam-gelombang-demo-besar-apa-dampaknya-ke-ekonomi-ri
- https://www.cnbcindonesia.com/research/20250901102406-128-663141/diguncang-demo-begini-kondisi-terbaru-7-indikator-ekonomi-ri
- https://www.liputan6.com/bisnis/read/6147471/ekonom-prediksi-kerugian-ekonomi-imbas-demo-segini-nilainya
- https://ekonomi.bisnis.com/read/20250901/12/1907353/pengusaha-wanti-wanti-dampak-dari-gelombang-demo-ke-ekonomi
- https://ekbis.harianjogja.com/read/2025/09/01/502/1226327/begini-dampak-demo-pada-perekonomian-menurut-ekonom-diy
- https://www.kompas.id/artikel/en-bagaimana-gelombang-demonstrasi-bisa-berdampak-pada-ekonomi-nasional
- https://www.cnbcindonesia.com/opini/20250901085201-14-663090/gelombang-demonstrasi-dan-ujian-bagi-sektor-pariwisata-indonesia
- https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20250904110919-78-1270045/ojk-ungkap-dampak-gelombang-demo-ke-pasar-saham-ri
- https://www.cnbcindonesia.com/research/20250901025230-128-663037/siaga-1-ihsg–rupiah-duji-efek-demo-data-inflasi-gempuran-dari-as
- https://www.liputan6.com/saham/read/6151266/menilik-prospek-ihsg-pasca-demonstrasi
- https://www.bkpm.go.id/id/info/siaran-pers/di-tengah-gejolak-ekonomi-global-investasi-ri-q1-2025-tumbuh-15-9

Seorang SEO Specialist yang fokus pada technical SEO dan Content Writing. Menyukai hal baru dalam dunia digital marketing dan selalu berusaha berkembang serta belajar setiap harinya.