Siapa sih yang nggak pengin hidup rumah tangga tetap adem, tenteram, dan bebas drama keuangan? Tapi faktanya, nggak sedikit pasangan yang masih suka cekcok cuma gara-gara masalah duit. Padahal, kalau keuangan rumah tangga dikelola dengan rapi dan terencana, semua bisa lebih ringan dan harmonis, lho!
Nah, buat kamu yang pengin keuangan keluarga tetap stabil meski kebutuhan terus bertambah, yuk simak 10 cara mengelola keuangan rumah tangga yang hemat dan penuh strategi.
Daftar isi:
1. Alokasikan Pendapatan

Bayangin kamu punya satu loyang kue besar, nah itulah pendapatan bulanan keluarga kamu. Supaya semua anggota keluarga bisa “merasakan manfaatnya”, kamu perlu potong-potong kue itu secara adil.
Caranya? Gunakan prinsip 50:30:20.
- 50% untuk kebutuhan pokok (makan, listrik, transportasi)
- 30% untuk gaya hidup (nongkrong, hiburan, langganan Netflix)
- 20% untuk tabungan dan investasi
Ingat, ini bukan patokan baku. Yang penting, kamu dan pasangan membuka semua pemasukan (gaji, bonus, side hustle), lalu atur pembagian sesuai kebutuhan keluarga.
2. Rajin Catat Pengeluaran
Kadang kita heran kenapa gaji cepat habis padahal baru pertengahan bulan. Jawabannya seringkali satu, nggak sadar sudah belanja ini-itu. Makanya, catatan pengeluaran itu kayak GPS buat keuanganmu, tanpa itu, kamu bisa masuk jurang konsumtif.
Gunakan aplikasi pencatat keuangan atau catatan simpel di HP. Tulis semua: mulai dari belanja bulanan, biaya sekolah anak, sampai kopi kekinian. Kalau konsisten, kamu akan sadar mana pengeluaran yang bisa dipangkas dan mana yang benar-benar dibutuhkan.
3. Bedakan Kebutuhan dan Keinginan
Siapa yang nggak suka diskon? Tapi ingat, “diskon besar” bukan berarti kamu wajib beli. Penting banget untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan.
Contoh:
- Kebutuhan: Bayar listrik, uang sekolah, belanja dapur
- Keinginan: Ganti handphone karena ada seri baru, beli sepatu karena lucu
Melansir laman Bank Mega Syariah, salah satu kunci sukses mengelola uang rumah tangga adalah kesadaran penuh soal mana yang penting, mana yang bisa ditunda.
4. Buat Skala Prioritas
Kamu nggak bisa kejar semua keinginan dalam satu waktu. Maka dari itu, susun skala prioritas bulanan. Penuhi dulu kebutuhan primer (makan, tempat tinggal, kesehatan), baru pikirkan sekunder dan tersier.
Bikin daftar, tempel di kulkas atau tulis di whiteboard rumah. Hal ini membantu kamu dan pasangan tetap fokus ke hal-hal penting, bukan cuma ikutan tren.
5. Stop Kebiasaan Boros
Coba deh hitung, berapa banyak kamu keluarin buat jajan online tiap minggu? Atau langganan aplikasi yang jarang dipakai?
Ini yang disebut kebocoran kecil tapi konsisten. Tanpa sadar, bisa nguras keuangan rumah tangga. Sebelum klik “checkout”, tanya dulu pada diri sendiri, apakah barang ini benar-benar penting ke depannya?
Sahabat Pegadaian menyarankan, evaluasi gaya hidup setiap bulan bisa jadi solusi jitu untuk mengurangi kebiasaan belanja nggak penting.
6. Sisihkan Tabungan di Awal
Kalau kamu nunggu sisa uang buat menabung, ya siap-siap kecewa karena biasanya, nggak ada sisa. Makanya, sisihkan tabungan begitu gajian turun. Minimal 10%, idealnya 20%.
Pakai rekening khusus yang beda dari rekening harian. Biar nggak tergoda. Dan ingat, tabungan bukan dana liburan, tapi dana perlindungan kalau suatu saat kondisi keuanganmu goyang.
7. Siapkan Dana Darurat
Kehilangan pekerjaan, motor mogok, atau anggota keluarga jatuh sakit adalah contoh kondisi tak terduga. Makanya, punya dana darurat itu wajib. Idealnya, 3 sampai 6 bulan dari total pengeluaran rutin rumah tangga.
Simpan di tempat yang mudah diakses, tapi jangan sembarangan diutak-atik. Di sinilah kamu butuh komitmen finansial sama kuatnya dengan komitmen menikah.
8. Utang Boleh, Tapi Harus Bijak
Nggak semua utang itu buruk. Tapi jangan sampai kamu utang buat hal konsumtif seperti gadget terbaru atau furniture yang bisa ditunda.
Utang produktif seperti KPR atau biaya pendidikan? Oke. Tapi tetap batasi rasio cicilan maksimal 30% dari total penghasilan keluarga. Dan yang paling penting bayar tepat waktu, biar skor BI Checking kamu tetap bersih.
9. Evaluasi Keuangan Secara Berkala
Melansir Bank Mega Syariah, keluarga yang rutin melakukan evaluasi keuangan akan lebih siap menghadapi perubahan kondisi ekonomi. Misalnya, saat pengeluaran tiba-tiba naik, atau ketika salah satu pasangan harus cuti kerja.
Lakukan evaluasi setiap akhir bulan, cek laporan pengeluaran, revisi target tabungan, dan bicarakan rencana keuangan bulan depan.
10. Mulai Investasi
Kalau kamu hanya menabung tanpa investasi, nilai uangmu bisa turun pelan-pelan karena inflasi. Makanya, mulailah investasi yang sesuai kemampuan dan profil risiko kamu.
Kalau masih pemula, kamu bisa coba investasi emas, seperti Tabungan Emas Pegadaian. Dengan Rp10 ribu aja, kamu udah bisa punya emas yang nilainya relatif stabil dan tahan krisis.
Mengatur keuangan rumah tangga bukan soal pelit atau hemat mati-matian. Ini soal membuat uangmu bekerja lebih cerdas, bukan lebih keras. Dengan manajemen yang tepat, kamu nggak cuma jago bayar tagihan, tapi juga siap menghadapi masa depan entah itu sekolah anak, beli rumah, atau sekadar liburan bareng keluarga.
Jadi, mulai hari ini, yuk bangun kebiasaan finansial yang sehat bareng pasangan. Karena rumah tangga yang bahagia itu dimulai dari keuangan yang terencana!