Deposito bank adalah salah satu instrumen investasi yang dilakukan dengan cara menyimpan uang dalam jangka waktu (tenor) tertentu untuk mendapatkan benefit.
Dasar hukum deposito tertuang dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
. Disebutkan dalam Pasal 1, deposito adalah simpanan yang penarikannya dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian Nasabah Penyimpan dengan bank. Lantas, nasabah akan mendapatkan sertifikat sebagai bentuk bukti penyimpanan.
Terkait dengan sertifikat tersebut secara lebih rinci dijelaskan dalam Peraturan OJK Nomor 10 Tahun 2015 tentang Penerbitan Sertifikat Deposito oleh Bank
.
Nah, pembahasan tentang deposito bank akan cukup panjang, dan ini merupakan semua hal yang perlu Anda ketahui.
Pengertian Deposito Bank, Apa Itu?
Apa itu deposito? Berdasarkan UU Nomor 10 Tahun 1998 di atas, deposito merupakan investasi berupa simpanan ke bank yang mana penarikannya dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian.
Nasabah yang melakukan penarikan sebelum jatuh tempo tenor, akan mendapatkan sanksi administrasi dan penurunan suku bunga. Hal ini dijelaskan dalam perjanjian sebelum nasabah mengajukan pembukaan rekening deposito.
Manfaat nasabah berasal dari bunga deposito, setiap jenis bank memberlakukan nilai suku bunga yang berbeda-beda. Penentuan besar-kecilnya bunga deposito disesuaikan dengan jenis bank dan lamanya jangka waktu menyimpan deposito.
Daripada bunga tabungan, bunga deposito memiliki nilai yang lebih besar (secara umum). Sehingga, banyak nasabah yang menganggap bahwa deposito bank menjadi instrumen yang menguntungkan.
Deposito merupakan instrumen investasi yang cocok untuk investor konservatif, yaitu investor fokus pada keamanan modal & minim risiko
Mengapa Deposito Bank Menjadi Investasi Pilihan?

Menjadi deposito sebagai instrumen investasi pilihan bukan tanpa alasan. Berikut ini beberapa alasan yang membuat deposito begitu menggiurkan bagi nasabah.
1. Minim Risiko
Kalau Anda bandingkan dengan saham gorengan, apalagi koin micin, tentu deposito bank jauh lebih minim risiko. Hampir 100% dana yang nasabah simpan aman, tumbuh, dan menguntungkan.
2. Bunga Stabil
Hitungan bunga efektif deposito adalah per tahun, misalnya sebuah bank memberikan bunga 5% untuk deposito dengan jangka waktu minimal 12 bulan. Maka, akumulasi bunga membuat dana yang nasabah simpan bertumbuh 5% setelah jatuh tempo.
NB: Setiap bank, baik bank umum maupun Bank Perekonomian Rakyat (BPR) memiliki kalkulator simulasi bunga deposito, Anda dapat menggunakannya untuk menghitung berapa perolehan/pertumbuhan dana deposito.
3. Jangka Waktu Fleksibel
Jangka waktu deposito itu fleksibel, tersedia mulai dari 1, 3, 6, 8, 12, 18, 24, sampai 36 bulan. Dengan pilihan tenor yang beragam, nasabah dapat menyesuaikan lamanya waktu menyimpan deposito dengan kebutuhan mendesak nantinya.
Contoh mudahnya, Anda memiliki tanggungan kuliah anak dalam 1,5 tahun mendatang. Uangnya sekarang sudah ada, namun khawatir berkurang karena hal-hal tertentu. Maka, Anda dapat menyimpan (sebagian/seluruhnya) ke dalam rekening deposito dalam jangka waktu 12 bulan, selain aman juga bertumbuh (sesuai bunga).
4. Tidak Perlu Keahlian
Perhatikan bahwa deposito bank tidak membutuhkan keahlian khusus apa-apa. Anda tidak perlu paham bagaimana analisis fluktuasi saham, mengikuti perkembangan perekonomian dunia, atau hal-hal lain yang membingungkan.
Ikuti instruksi teller, dan Anda sudah memperoleh rekening deposito sekaligus semua benefit dan manfaatnya.
Oleh sebab itulah, deposito menjadi pilihan investasi yang cocok untuk pemula, atau orang yang benar-benar tidak memahami sistem ekonomi sekali pun.
5. Bisa Menjadi Jaminan Pinjaman
Deposito dengan nilai tertentu sesuai dengan jenis dan kebijakan bank, bisa debitur jadikan sebagai agunan atau jaminan pinjaman. Dalam hal ini, debitur tidak perlu menyiapkan Sertifikat Hak Milik (SHM), Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB), maupun Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) sebagai jaminan. Memudahkan dalam proses pencairan kredit atau pinjaman di bank terkait.
Tentunya setiap bank mempunyai kebijakan tersendiri dalam layanan menjadikan deposito sebagai agunan. Misalnya terkait dengan syarat deposito, umumnya ada ambang batas minimal agar deposito bisa dijadikan agunan.
Syarat minimal deposito mulai dari Rp 1.000.000 (satu juta rupiah) sampai Rp 10.000.000 (sepuluh juta rupiah). Untuk informasi terkini syarat deposito sebagai agunan, nasabah debitur dapat menghubungi bank terkait.
5 Jenis Deposito Bank Paling Umum

Berkembangnya sistem perekonomian memberikan inovasi dalam bentuk jenis deposito yang menguntungkan, baik untuk pihak nasabah maupun pihak bank. Berikut adalah jenis deposito yang paling umum sekarang [update]:
1. Deposito Berjangka
Deposito berjangka adalah jenis menyimpan uang yang terikat oleh jangka waktu tertentu. Bunga dari deposito berjangka dibayarkan di akhir setelah jatuh tempo, nasabah dapat melakukan perpanjangan atau menyelesaikan tenor setelah jatuh tempo di bulan terakhir sesuai perjanjian.
Jenis deposito ini adalah yang paling umum, paling sederhana, atau boleh dikatakan paling konvensional. Menjadi jenis deposito yang cocok untuk semua kalangan, nasabah tidak perlu ribet memikirkan hal-hal lain, sudah bisa langsung investasi dengan aman dan menguntungkan.
2. Sertifikat Deposito
Sertifikat deposito adalah jenis yang memungkinkan instrumen deposito dipindahtangankan atau diperdagangkan ke pihak lain. Contohnya si A membuka sertifikat deposito, lantas sebelum jatuh tenor membutuhkan dana darurat, si B membeli instrumen deposito si A.
Sistemnya sama dengan deposito berjangka, yang membedakan adalah bunga sertifikat deposito bisa nasabah cairkan tidak hanya di akhir, melainkan juga di awal atau kapan saja (sesuai perjanjian).
3. Deposito On Call
Deposito on call adalah jenis deposito jangka pendek, rata-rata mulai dari 7 (tujuh) hari sampai kurang dari 1 (satu) bulan. Sesuai dengan namanya, pencairan deposito on call hanya jika ada pemberitahuan/panggilan/call dari petugas bank.
Sayangnya, jenis deposito bank satu ini seringkali hanya berlaku untuk nominal dana yang besar. Rata-rata mulai dari Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah), dengan bunga deposito yang cenderung tinggi. Mantap kalau memang punya banyak duit.
4. Deposito Valas
Deposito valas adalah jenis deposito berupa mata uang asing, misalnya Dolar USD, Euro EUR, atau Poundsterling GBP. Valas singkatan dari Valuta Asing, yang lebih cocok untuk nasabah dengan kebutuhan tertentu.
Misalnya, untuk nasabah yang sering melakukan transaksi menggunakan mata uang asing, nasabah yang ingin melindungi instrumen deposito dari fluktuasi nilai tukar Rupiah, atau alasan yang lainnya. Meski begitu, deposito valas memiliki suku bunga tahunan yang relatif lebih rendah daripada deposito dalam mata uang Rupiah IDR.
5. e-Deposito
e-deposito adalah jenis deposito yang menggunakan sistem elektronik, di mana memiliki fleksibilitas dan kemudahan dalam pembukaan rekening deposito baru. Contohnya adalah deposito menggunakan platform internet banking, mobile banking, atau aplikasi khusus e-deposito.
Tidak semua jenis bank menyediakan layanan e-deposito, beberapa bank yang sudah ada antara lain; Bank BCA, Bank Danamon, Bank BTN, Bank Muamalat, Bank Eka, dan Bank Maspion.
NB: Syarat dan ketentuan dalam sistem layanan e-deposito dapat sangat berbeda antara satu jenis bank dengan bank lainnya. Mungkin Anda perlu memiliki produk layanan khusus sebelum bisa mengajukan pembukaan deposito online (e-deposito).
Perbedaan Jenis Deposito Bank
Guna mengetahui apa saja perbedaan jenis deposito di atas, kami rangkum dalam tabel berikut untuk memudahkan.
Pembeda | Deposito Berjangka | Sertifikat Deposito | Deposito On Call | Deposito Valas | e-Deposito |
---|---|---|---|---|---|
Definisi | Deposito paling umum | Deposito yang bisa diperjualbelikan atau dipindahtangankan | Deposito dengan pencairan menunggu pemberitahuan atau call | Deposito dalam mata uang asing | Deposito online |
Bunga | 2,25% – 6% | 2,45% – 3% | > 5% | 1,5% – 4,5% | 2% |
Jangka Waktu | 1 – 36 bulan | 1 – 12 bulan | < 1 bulan | 1 – 24 bulan | 1 – 12 bulan |
Nasabah | Umum | Umum | Pemodal | Pengusaha | Umum |
Bunga di atas dapat berubah sesuai dengan kebijakan masing-masing bank (terdiri dari bank pemerintah, bank umum, atau bank BPR). Jangka waktu diambil secara general berdasarkan jenis deposito yang tertera.
Nasabah di dalam perbedaan jenis deposito merupakan pihak yang paling cocok untuk menggunakannya. Contohnya pada deposito on call yang membutuhkan dana setoran cukup besar, sehingga pemodal merupakan nasabah yang cocok.
Atau, pengusaha yang sering melakukan transaksi menggunakan mata uang luar negeri. Juga cenderung lebih cocok menggunakan deposito on call alih-alih nasabah umum.
Cara Kerja Deposito Bank yang Perlu Anda Ketahui
Berikut ini cara kerja dan proses deposito di bank secara umum. Dilakukan dengan menyimpan uang dalam jangka waktu tertentu untuk mendapat manfaat berupa bunga deposito.
1. Proses Deposito
- Menyiapkan dokumen persyaratan.
- Mendatangi kantor cabang bank terdekat atau melakukan pembukaan melalui formulir pengajuan pembukaan deposito secara online.
- Mengisi formulir pembukaan rekening deposito baru (offline maupun online).
- Menyerahkan dokumen persyaratan.
- Menyerahkan jumlah dana setoran deposito.
- Menerima bilyet deposito setelah tanda tangan.
2. Syarat Deposito
Deposito pada dasarnya bisa dilakukan oleh 2 (dua) jenis nasabah; nasabah perorangan dan nasabah perusahaan/badan. Oleh sebab itulah, dalam syarat dan ketentuan dapat berbeda sesuai dengan jenis bank, jenis deposito, dan jenis nasabah yang melakukannya.
3. Prosedur Pencairan Dana Deposito
- Mendatangi kantor cabang bank terdekat atau melakukan pengajuan pencairan deposito melalui platform yang tersedia (khusus e-deposito).
- Mengatakan maksud dan tujuan, yaitu untuk pencairan rekening deposito.
- Mengisi slip formulir pencairan deposito.
- Menandatangani pencairan deposito.
- Akumulasi dana (dan bunga) dicairkan ke rekening utama bank terkait atau diserahkan kepada nasabah secara tunai.
Risiko Deposito Bank, Apakah Ada?
Meski deposito menjadi instrumen investasi yang sangat-sangat minim risiko, tetap ada hal-hal yang perlu nasabah perhatikan agar terhindar dari dampak buruk, antara lain:
1. Bank Bangkrut
Merupakan risiko yang sangat jarang terjadi, apalagi di zaman sekarang, yang notabene setiap bank sudah menjadi anggota Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) serta diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Risiko ini sebenarnya dapat Anda abaikan jika Anda membuka deposito di bank yang terpercaya, kredibel, dan punya nama.
2. Inflasi
Inflasi menjadi masalah umum dari setiap instrumen investasi yang menggunakan mata uang. Berbeda dengan instrumen investasi lain, seperti properti, tanah, atau emas yang terbebas dari risiko ini.
Mudahnya, inflasi berarti dana deposito Anda sekarang misalkan Rp 1.000.000 bisa untuk membeli 100 liter Pertalite, setelah jatuh tempo 3 tahun mendatang setelah pencairan belum tentu bisa membeli Pertalite dengan liter sama. Ada faktor tertentu yang membuat harga kebutuhan seperti bahan bakar naik.
3. Fleksibilitas
Fleksibilitas dalam pengambilan sebenarnya bukan merupakan risiko, melainkan lebih mengarah pada aturan yang berlaku dalam deposito bank. Ya, nasabah deposito tidak bisa seenaknya mencairkan dana deposito kapan saja, harus sesuai dengan tenggat tenor yang sudah disepakati dalam perjanjian.
4. Penalti
Kelanjutan dari fleksibilitas di atas, bahwa jika nasabah memaksa melakukan pencairan sebelum tenor, maka akan mendapatkan penalti. Besaran nilai penalti ini tergantung pada kebijakan masing-masing bank, yang umumnya akan menghilangkan bunga deposito sekaligus beberapa persen total dana deposito.
5. Nilai Tukar
Risiko ini khusus pada jenis deposito valas, yaitu nilai tukar mata uang asing ke mata uang rupiah. Pengaruh perubahan nilai tukar dapat berimplikasi secara langsung pada keuntungan yang nasabah dapatkan.
Namun sebenarnya, melihat grafik tahunan nilai tukar misalnya USD ke IDR, posisi dolar selalu lebih tinggi. Jika Anda merupakan seorang analis keuangan mata uang asing, tentunya dapat menilai risiko ini justru menjadi keuntungan tersendiri.
Perbandingan Deposito Bank dengan Instrumen Investasi Lain
Ada beberapa instrumen investasi di bank selain deposito, misalnya; obligasi, reksa dana, dan saham. Lantas, bagaimana perbandingan antara beberapa instrumen investasi tersebut?
Pembeda | Deposito | Obligasi | Reksa dana | Saham |
---|---|---|---|---|
Jenis | Keuntungan tetap | Keuntungan tetap | Kolektif atau dana kelolaan | Ekuitas |
Risiko | Sangat rendah | Rendah tergantung penerbit | Menengah | Tinggi |
Keuntungan | Tetap | Tetap | Tergantung kinerja pasar | Tinggi |
Manfaat | Lebih rendah dari obligasi dan saham | Lebih tinggi dari deposito | Tergantung kinerja pasar (cukup tinggi) | Dividen dan capital gain |
Likuiditas | Rendah, terikat jatuh tempo | Menengah, dapat diperdagangkan | Tinggi, dapat dicairkan pada waktu tertentu | Tinggi, bisa dijual kapan saja |
Karakteristik | Dijamin LPS dengan suku bunga tetap | Surat utang yang diterbitkan pemerintah atau perusahaan, bunga bisa tetap atau mengambang | Cocok untuk diversifikasi portofolio untuk mengurangi risiko di satu instrumen | Pemilik dari sebagian perusahaan dengan membeli sahamnya |
Investor | Investor konservatif yang mementingkan keamanan modal | Investor konservatif – moderat | Investor konservatif – moderat | Investor moderat – agresif |
Cara Memilih Deposito Bank yang Tepat dan Menguntungkan
Begini, perihal memilih deposito bank, ada beberapa faktor yang penting untuk Anda perhatikan. Tujuannya jelas, untuk memaksimalkan keuntungan dari bunga deposito untuk pertumbuhan dana Anda.
Apa saja?
1. Jenis Bank
Secara garis besar, deposito berdasarkan jenis bank terbagi menjadi bank umum dan BPR. Bank umum ada banyak contohnya, dengan pertimbangan bunga yang relatif rendah namun punya reputasi sangat bagus. Sedangkan bank BPR, menawarkan bunga sangat tinggi, namun nasabah harus jeli dalam memilih bank jenis BPR yang punya reputasi bagus.
2. Bunga
Bunga deposito berkenaan langsung dengan keuntungan yang akan Anda dapatkan. Umumnya, semakin lama jangka waktu deposito, akan memberikan bunga yang lebih besar. Perhitungan bunga deposito adalah per tahun, Anda bisa menggunakan kalkulator simulasi deposito di jenis bank pilihan.
3. Jangka Waktu
Deposito dapat menjadi terobosan mendapat kebebasan finansial yang menguntungkan jika tepat dalam manajemen waktu. Khusus untuk hal ini, pastikan memilih jangka waktu sesuai dengan kondisi masing-masing dari Anda.
4. Pajak Bunga
Sayangnya, tidak banyak yang mau membahas perihal pajak bunga deposito ini. Ya, pada jumlah ambang batas minimal dana deposito tertentu, akan dikenakan pajak bunga. Pajak ini memotong perolehan bunga tahunan, bukan dari dana deposito Anda. Penting untuk memperhatikan perihal pajak yang masuk kategori biaya administrasi dalam instrumen investasi deposito.
5. Penalti
Penalti yang berkaitan dengan pencairan dana deposito sebelum waktunya. Cari tahu berapa persentase potongan atau dalam bentuk apa penalti tersebut bank berikan. Ini sebagai langkah preventif untuk mencegah terjadinya sengketa di kemudian hari.
6. Jenis Deposito
Sebagaimana yang sudah deposito.co.id bahas di atas, ada beberapa jenis deposito yang bisa Anda pilih dari bank-bank di Indonesia. Jenis deposito yang paling umum tentu saja deposito berjangka, namun Anda tetap bisa mempertimbangkan memilih jenis yang lainnya.
7. Aksesibilitas
Biasanya, nasabah ingin mengetahui berapa perolehan keuntungan deposito saat ini, cara pencairan, atau cara memperpanjang deposito. Maka dari itulah pertimbangkan untuk kemudahan dalam akses (aksesibilitas) dan transparansi informasi.
Simulasi deposito dapat mengetahui gambaran keuntungan Anda, misalnya deposito 100 juta per bulan dapat berapa. Tetapi simulasi itu tidak bisa menunjukkan informasi terkini dari rekening deposito.
Aksesibilitas dalam hal ini dapat berupa aplikasi mobile banking, internet banking, atau aplikasi khusus untuk memantau portofolio deposito secara realtime yang bank terkait keluarkan.
Kesimpulan
Pada akhirnya, deposito bank merupakan pilihan paling aman khususnya untuk kategori investor konservatif. Deposito memiliki beberapa jenis, di antaranya:
- Deposito berjangka
- Sertifikat deposito
- Deposito on call
- Deposito valas
- e-deposito
Sebelum memulai deposito ke bank, ada baiknya investor mempertimbangkan beberapa indikator penting, seperti; jenis bank, jenis deposito, suku bunga tahunan, pajak bunga, jangka waktu, risiko penalti, dan aksesibilitas transparansi data.
Untuk lebih memahami terkait instrumen investasi minim risiko seperti deposito ini, Anda dapat konsultasi dengan konsultan keuangan terlebih dahulu. Sebab bagaimana pun, deposito tetap memiliki risiko yang perlu Anda pikirkan.
Demikian itulah semua hal yang perlu Anda ketahui tentang deposito bank. Semoga membantu!