Pernah mendengar istilah generasi sandwich? Apakah ini sejenis makanan model terbaru? Sayangnya bukan, sama seperti sandwich yang memiliki beberapa lapisan, generasi jenis ini seperti terhimpit oleh lapisan di atas dan bawahnya.
Setiap orang membutuhkan tips mengatur keuangan pribadi, apalagi kalau Anda masuk dalam kategori generasi ini. Pada kesempatan ini, kami akan membahas apa itu generasi sandwich, penyebab, dan potensi yang dimiliki oleh mereka.
Apa Itu Generasi Sandwich?
Generasi sandwich adalah orang yang memiliki tanggung jawab (khususnya tanggung jawab finansial) untuk generasi di atas dan bawahnya. Hierarki sistem lapisan itu seperti roti sandwich, terhimpit dan terjepit oleh tanggung jawab.
Untuk memahami dengan lebih mudah, perhatikan contoh di bawah ini:
Saya adalah anak pertama laki-laki dari tiga bersaudara. Sayangnya, ayah saya sudah tiada. Sehingga mau tidak saya menjadi tulang punggung pengganti ayah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga. Di sisi lain, saya sudah menikah, menjadi seorang suami yang juga bertanggung jawab menafkahi anak dan istri.
Saya memiliki gaji tetap 3 juta per bulan, tanpa bisa menabung. Tanggung jawab saya adalah nafkah untuk ibu (generasi atas), adik-adik (generasi bawah), dan keluarga saya sendiri.
Saya seperti daging dalam roti sandwich, terhimpit dan terjepit oleh tanggung jawab finansial.
Berdasarkan contoh di atas, bagaimana menurut Anda kondisi generasi sandwich tersebut? Cukup membanggakan karena mampu menjadi tulang punggung untuk dua generasi atau lebih? Atau cukup mengenaskan dan kasihan?
Poin Penting dalam Generasi Sandwich
Tidak semua orang yang memiliki tanggung jawab ganda masuk dalam kategori generasi ini. Anda yang memiliki kesejahteraan finansial, jangankan menafkahi dua generasi dari keluarga sendiri, juga generasi-generasi di keluarga yang lain pun bisa.
Bukan itu poin pentingnya, orang yang merupakan golongan generasi ini adalah:
1. Masalah Finansial
Mereka memiliki masalah finansial, atau kecukupan yang terbatas. Sehingga sulit untuk memiliki tabungan untuk masa depan, serta tidak bisa memenuhi keinginan/hobi yang merupakan kebutuhan tersier.
2. Tanggung Jawab Finansial
Mereka memiliki tanggung jawab untuk dua generasi; di atas dan bawahnya. Termasuk tanggung jawab menafkahi keluarga kecil jika sudah menikah. Biasanya mengirim uang rutin per bulan, dan seringkali mendapat permintaan tak terduga untuk mengirim uang.
3. Kondisi Burnout
Mereka mengalami burnout, yaitu kondisi kelelahan fisik, mental, dan emosional; di sisi lain tidak bisa menghindari tanggung jawab dan masalah finansial di atas.
Oleh sebab itulah, generasi sandwich dalam Islam lebih merujuk pada kondisi yang harus dijalani dan diterima dengan ikhlas. Jika berhasil ikhlas, maka beban yang menumpuk di pundak akan terasa ringan, menghindari kondisi burnout seperti itu.
Apa Penyebab Generasi Sandwich?
Banyak yang mengatakan bahwa penyebab generasi sandwich adalah kurangnya kecerdasan keuangan, gaya hidup konsumtif, kebiasaan utang, dan sebagainya. Di mana penyebab-penyebab tersebut memposisikan mereka seolah-olah sebagai pelaku. Padahal, mereka adalah korban dari keadaan yang tidak terkira atau di luar kemampuan.
Melihat fenomena generasi ini, mereka sebenarnya cukup memiliki kecerdasan keuangan, gaya hidup sederhana yang hanya memenuhi kebutuhan pokok, dan nyaris tidak berutang selama tidak terhimpit keadaan.
Penyebab yang paling realistik adalah efek domino dari generasi sebelumnya. Pola generasi di atasnya yang bertanggung jawab untuk finansial keluarga, tanpa dibarengi dengan kematangan sisi finansial, seringkali mengakibatkan generasi setelahnya mengalami hal serupa.
Cara Mengatasi Kondisi Generasi Sandwich yang Terhimpit, Terjebak, dan Tercekik
Mereka tidak bisa serta-merta mengabaikan tanggung jawab, terutama yang berkaitan dengan permintaan orang tua karena bisa dianggap durhaka. Di sisi lain, mereka juga membutuhkan ketenangan untuk memaksimalkan finansial masa depan.
1. Komunikasikan Keadaan dengan Keluarga dengan Baik-Baik
Hal pertama adalah komunikasi dengan cara baik-baik, jangan sampai menyinggung apalagi membentak/meninggikan nada bicara. Sampaikan maksud dan tujuan Anda dengan hati tulus, sebab sesuatu yang berasal dari hati akan sampai ke hati.
2. Mencari Penghasilan Tambahan agar Bisa Menabung
Jika cara pertama tidak mampu mencairkan hati yang keras, Anda tidak perlu memaksa. Carilah penghasilan tambahan atau pekerjaan yang lebih sejahtera. Memiliki penghasilan yang cukup merupakan cara terbaik sebab penyebab terbesar burnout karena masalah finansial.
3. Investasi dan Cari Dukungan
Investasi membutuhkan waktu, dan waktu terbaik untuk melakukannya adalah sekarang. Anda bisa memilih jenis investasi yang berpotensi memberikan manfaat keuangan di masa depan.
Dukungan dari orang terpercaya akan sangat membantu meringankan beban di pundak generasi ini. Mungkin tidak membantu keuangan secara langsung, namun akan memberikan semangat untuk menjalani kehidupan, berusaha keluar dari jeratan, dan mengubah kondisi menjadi lebih baik.
Jadi, apakah Anda adalah generasi sandwich? Jika iya, maka Anda adalah orang yang hebat. Kondisi ini tidak akan selamanya, mari perbaiki semuanya untuk masa depan lebih sejahtera mulai dari sekarang.