Setiap 17 Agustus, rakyat Indonesia dari Sabang hingga Merauke merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia dengan penuh khidmat.
Salah satu momen penting dalam upacara tersebut adalah teks doa pembuka upacara 17 Agustus, yang selalu menjadi penutup suasana resmi sebelum acara berlanjut.
Doa tidak sekadar seremonial. Ia menjadi ungkapan rasa syukur atas nikmat kemerdekaan sekaligus permohonan agar bangsa ini tetap kuat dan bersatu.
Tahun 2025, Indonesia memasuki usia kemerdekaan yang ke-80. Oleh karena itu, doa yang dibacakan sebaiknya menyentuh persoalan bangsa secara kontekstual, seperti krisis pangan, ketimpangan ekonomi, dan perubahan iklim.
Selain mengingatkan kita pada pengorbanan para pahlawan, doa juga mengajak seluruh rakyat untuk menjaga persatuan. Dengan demikian, setiap kalimat doa memiliki peran penting dalam membangkitkan semangat nasionalisme dan gotong royong.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud) menegaskan bahwa doa menjadi bagian resmi dalam susunan acara upacara bendera. Biasanya, petugas membacakan doa setelah amanat pembina upacara. Sebelum membacakan doa, petugas akan mengingatkan peserta yang berbeda agama untuk berdoa sesuai keyakinan masing-masing.
Panitia biasanya menunjuk pembaca doa pada hari H atau mempersiapkannya sejak awal. Karena itu, teks doa perlu disiapkan jauh-jauh hari agar pembaca dapat melafalkannya dengan lancar. Terlebih lagi, doa yang tersusun baik akan menciptakan suasana khidmat dan menyentuh hati seluruh peserta.
Contoh Teks Doa Pembuka Upacara 17 Agustus 2025

Berikut contoh teks doa pembuka upacara 17 Agustus yang dapat digunakan di sekolah, instansi, desa, atau kegiatan masyarakat.
1. Doa Umum
“Ya Tuhan Yang Maha Esa,
Pada hari ini, kami memanjatkan puji dan syukur atas anugerah kemerdekaan. Kami mengenang jasa para pahlawan yang rela berkorban demi Indonesia.
Kami memahami bahwa kemerdekaan bukan akhir perjuangan. Sebaliknya, kemerdekaan menjadi awal langkah membangun bangsa yang adil dan makmur.
Di tengah tantangan global, kami memohon kekuatan, kebijaksanaan, dan persatuan. Berikanlah para pemimpin hati yang jujur. Kuatkan gotong royong di antara rakyat. Muliakan para petani, nelayan, guru, dan tenaga kesehatan.
Ya Tuhan, bimbinglah kami menuju Indonesia yang berdaulat, berdikari, dan berkepribadian dalam budaya.
Dirgahayu Republik Indonesia! Merdeka!”
2. Doa Islami
“Alhamdulillah hamdan syaakirin…
Ya Allah, Tuhan Yang Maha Esa,
Kami bersyukur atas nikmat kemerdekaan ke-80. Berikanlah kami semangat untuk membangun negeri. Satukan hati kami dan jauhkan dari perpecahan.
Ampunilah dosa kami, dosa orang tua kami, dan guru-guru kami. Terimalah amal para syuhada yang berjuang demi bangsa.
Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil aakhirati hasanah waqina ‘adzabannar. Walhamdulillahi rabbil ‘alamin.”
3. Doa dengan Pesan Persatuan
“Ya Allah, Tuhan Yang Maha Mencintai,
Jadikan kami insan yang menghargai perbedaan dan menjaga perdamaian.
Lindungi negeri ini dari bencana, fitnah, dan perpecahan. Limpahkan rahmat dari langit dan bumi.
Ampunilah dosa kami dan terimalah perjuangan para pendahulu.
Aamiin ya robbal alamin.”
Membacakan teks doa pembuka upacara 17 Agustus 2025 bukan hanya tugas formal. Lebih dari itu, doa menjadi wujud rasa syukur, penghormatan kepada pahlawan, dan permohonan untuk masa depan Indonesia.
Dengan doa yang tulus, HUT RI ke-80 ini dapat menjadi titik tolak untuk memperkuat persatuan, membangun optimisme, dan menggerakkan semangat gotong royong.
Dirgahayu Republik Indonesia! Merdeka!

Berpengalaman lebih dari 7 tahun sebagai jurnalis dan SEO Content Writer di industri media digital. Keahlian mencakup penulisan media berita hingga brand komersial, dengan komitmen kuat pada akurasi, etika jurnalistik, dan pemanfaatan tren digital terkini.