Menaruh uang di deposito adalah salah satu bentuk investasi yang paling diminati masyarakat Indonesia. Tidak hanya karena menawarkan bunga tetap, tetapi juga karena memiliki tingkat risiko yang relatif rendah dibandingkan instrumen investasi lainnya. Namun, banyak calon deposan masih mempertanyakan. Apakah menaruh uang di deposito benar-benar aman?
Jawabannya, ya, aman! Terlebih lagi, ada 5 jaminan keamanan menaruh uang di deposito yang membuat produk ini cocok untuk Anda yang ingin menjaga stabilitas keuangan tanpa risiko tinggi.
Daftar isi:
- 1. Dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
- 2. Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
- 3. Risiko Rendah Dibanding Instrumen Investasi Lain
- 4. Sertifikat Deposito sebagai Bukti Kepemilikan yang Sah
- 5. Prosedur Penempatan yang Transparan dan Terdokumentasi
- Tips Tambahan Agar Deposito Lebih Aman
- Strategi Maksimalkan Keuntungan dari Deposito
- Jenis-Jenis Deposito
- Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang Keamanan Deposito
- Kesimpulan
1. Dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

Apa Itu LPS dan Fungsinya?
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) adalah badan independen yang dibentuk oleh pemerintah untuk menjamin simpanan nasabah di perbankan Indonesia. Jaminan ini mencakup tabungan, giro, dan tentu saja deposito.
Besaran Jaminan oleh LPS
Per Mei 2025, LPS menjamin simpanan hingga Rp2 miliar per nasabah per bank. Artinya, selama jumlah uang Anda tidak melebihi batas tersebut dan bunga yang Anda terima tidak melebihi tingkat bunga penjaminan (TBP), maka uang Anda pasti aman meski bank mengalami kebangkrutan.
Syarat Simpanan Dijamin
Tercatat dalam pembukuan bank.
Tidak melebihi bunga penjaminan.
Tidak terkait tindak pidana.
Jaminan dari LPS ini adalah pondasi utama dari keamanan deposito di Indonesia.
2. Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Siapa Itu OJK?
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga negara yang bertugas mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan di sektor jasa keuangan, termasuk perbankan.
Fungsi Pengawasan terhadap Bank
OJK memastikan setiap bank penyedia produk deposito beroperasi sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan regulasi yang ketat. Jika suatu bank terindikasi memiliki masalah keuangan, OJK bisa mengambil langkah pencegahan hingga pencabutan izin operasi.
Implikasi bagi Nasabah
Dengan pengawasan OJK, bank tidak bisa seenaknya mengelola dana nasabah. Ini menjadi bentuk perlindungan kedua dalam rangkaian jaminan keamanan menaruh uang di deposito.
3. Risiko Rendah Dibanding Instrumen Investasi Lain
Deposito vs Investasi Lain
Instrumen | Risiko | Imbal Hasil | Likuiditas |
---|---|---|---|
Deposito | Rendah | Tetap | Rendah |
Saham | Tinggi | Fluktuatif | Tinggi |
Reksadana | Sedang | Fluktuatif | Sedang |
Obligasi | Sedang | Tetap | Sedang |
Deposito memiliki risiko paling rendah karena nilainya tidak terpengaruh oleh fluktuasi pasar. Cocok untuk investor konservatif dan mereka yang ingin menyimpan dana darurat dengan bunga tetap.
Tidak Terkena Fluktuasi Pasar
Tidak seperti saham atau reksadana, nilai deposito tidak berubah-ubah tergantung pasar. Ini membuatnya ideal sebagai sarana proteksi nilai uang Anda.
4. Sertifikat Deposito sebagai Bukti Kepemilikan yang Sah
Setiap nasabah yang menaruh uang di deposito akan menerima sertifikat deposito atau bilyet sebagai bukti tertulis. Dokumen ini mencantumkan:
Nama pemilik.
Nominal deposito.
Tingkat suku bunga.
Jangka waktu (tenor).
Tanggal jatuh tempo.
Manfaat Sertifikat Deposito
Bukti kepemilikan sah di mata hukum.
Bisa dijadikan agunan untuk pinjaman.
Transparansi nilai dan tenor simpanan.
Dengan adanya sertifikat ini, nasabah memiliki legalitas kuat atas simpanannya di bank.
5. Prosedur Penempatan yang Transparan dan Terdokumentasi
Proses Penempatan Deposito
Pilih tenor dan nominal.
Tandatangani perjanjian dengan bank.
Terima bilyet deposito.
Dana dibekukan hingga jatuh tempo.
Dana dan bunga cair sesuai kesepakatan.
Seluruh proses ini dicatat secara digital dan manual oleh pihak bank. Transparansi ini menutup celah terjadinya penyalahgunaan dana oleh oknum tak bertanggung jawab.
Sistem Pelaporan Terintegrasi
Bank wajib melaporkan aktivitas deposito kepada OJK dan LPS secara berkala, sehingga ada pengawasan berlapis atas dana Anda.
Tips Tambahan Agar Deposito Lebih Aman
1. Pastikan Bank Tercatat di LPS
Sebelum membuka deposito, cek apakah bank tersebut merupakan peserta LPS melalui situs resmi www.lps.go.id. Jangan mudah tergiur bunga tinggi dari lembaga keuangan ilegal.
2. Cek Tingkat Bunga Penjaminan
Pastikan bunga deposito tidak melebihi batas yang dijamin oleh LPS. Jika melebihi, simpanan Anda tidak akan dijamin.
3. Diversifikasi ke Beberapa Bank
Jika Anda ingin menyimpan lebih dari Rp2 miliar, sebaiknya bagi ke beberapa bank berbeda agar seluruh dana Anda tetap dijamin LPS.
Strategi Maksimalkan Keuntungan dari Deposito
1. Pilih Tenor Sesuai Kebutuhan
Deposito tersedia dalam tenor 1, 3, 6, hingga 12 bulan atau lebih. Jika Anda tidak butuh dana dalam waktu dekat, pilih tenor panjang agar bunga lebih tinggi.
2. Bandingkan Bunga Antar Bank
Gunakan situs perbandingan bunga deposito seperti CekAja, Komparasi, atau situs resmi bank. Meski perbedaannya tampak kecil (misalnya 0,25%), dalam jumlah besar dan jangka panjang perbedaannya signifikan.
3. Pertimbangkan Deposito Online
Deposito online menawarkan kemudahan dalam pembukaan dan pencairan. Beberapa aplikasi perbankan digital memberikan suku bunga lebih tinggi karena biaya operasional yang lebih rendah.
Jenis-Jenis Deposito
Setidaknya ada beberapa varian deposito yang bisa DepoNesia pilih:
1. Deposito Berjangka:
Deposito berjangka adalah simpanan di bank dengan jangka waktu (tenor) tertentu dan jumlah minimal yang sudah ditetapkan. Dana yang disetor “terkunci” hingga jatuh tempo, tetapi imbal hasil (bunga) yang ditawarkan umumnya lebih tinggi dibandingkan tabungan biasa.
Dalam pengertian ini, deposito melibatkan komitmen waktu dan nominal, sehingga bank bisa mengalokasikan dana tersebut dengan lebih leluasa dan memberi bunga lebih menarik kepada nasabah.
Cara Kerja Deposito Berjangka
– Pembukaan rekening
DepoNesia bisa membuka rekening secara offline di kantor cabang atau online via internet/mobile banking. Cukup siapkan KTP (atau paspor/KITAS untuk WNA), NPWP dan setoran awal (biasanya mulai Rp5-10 juta).
– Perhitungan Bunga
Bunga hasil yang ditawarkan umumnya dihitung menggunakan rumus berikut:
Bunga= Pokok×SukuBunga(p.a.)×Tenor(dalamhari)/365
Misal, menempatkan Rp10 juta dengan bunga 5% selama 3 bulan (90 hari), maka bunga yang didapatkan sekitar Rp123.287.
-Jatuh tempo dan pembayaran
Bunga bisa dibayarkan sekaligus di akhir tenor atau secara berkala (bulanan/kuartalan), tergantung produk bank. Banyak bank juga menyediakan opsi automatic rollover, alias deposito diperpanjang otomatis ke tenot yang sama, kecuali Anda memilih opsi lain.
– Pilihan tenor deposito berjangka
Sejumlah bank ternama di Indonesia umumnya menawarkan tenor yang beragam untuk menyesuaikan kebutuhan DepoNesia, antara lain: 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, 24 bulan, 36 bulan.
Semakin Panjang tenor, semakin tinggi suku bunga yang diberikan. Namun, semakin lama dana ditahan semakin sulit pula akses cepat jika DepoNesia membutuhkan ana mendadak.
2. Sertifikat Deposito (SD):
Bank menerbitkan Sertifikat Deposito sebagai surat berharga untuk simpanan nasabah dalam jangka Waktu tertentu. Berbeda dengan deposito berjangka biasa, Produk ini bersifat negotiable, sehingga DepoNesia bisa memperdagangkan atau menjualnya di pasar sekunder. Sertifikat ini diterbitkan secara fisik atau elektronik, berisi informasi jumlah pokok, suku bunga, tanggal penerbitan dan tanggal jatuh temponya.
Sertifikat Deposito selain berfungsi sebagai ‘parkiran’ dana bagi investor konservatif, juga menjadi sarana untuk belajar mengelola portofolio investasi. Buktinya, banyak orang yang awalnya ragu berinvestasi kini berani menempatkan dana di sertifikat deposito demi menikmati bunga yang telah dikunci sejak awal.
Cara Kerja Sertifikat Deposito
– Pembelian
DepoNesia membeli SD di bank penerbit dengan minimal setoran (biasanya mulai Rp50 juta, tergantung merek bank).
– Penerbitan Sertifikat
Setelah dana diterima, bank akan segera menerbitkan SD dalam bentuk fisik atau elektronik yang tercatat di rekening efek.
– Return
Bunga SD biasanya lebih tinggi 0,5-1 poin persen dibandingkan deposito biasa. Bunga ini dibayarkan di akhir tenor atau sesuai ketentuan.
– Perdagangan di pasar sekunder
Jika DepoNesia membutuhkan likuiditas sebelum jatuh tempo, SD dapat dijual ke investor lain melalui bank atau perusahan sekuritas dengan Harga bisa di atas atau di bawah nominal. tergantung suku bunga pasar.
– Pilihan tenor dan suku bunga
Bank umumnya menawarkan tenor SD mulai dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan hingga 12 bulan atau lebih. Semakin Panjang tenor, biasanya semakin tinggi suku bunga yang diberikan. Contoh:
- Tenor 3 bulan: bunga 5,25% p.a.
- Tenor 6 bulan: bunga 5,50% p.a.
- Tenor 12 bulan: bunga 5,75% p.a.
(Angka bunga hanya ilustrasi; pastikan cek suku bunga terkini di bank penerbit.)
3. Deposito On Call:
Deposito On Call (DOC) adalah simpanan berjangka di bank yang jatuh tempo dalam jangka sangat pendek, umunya minimal 7 hari dan maksimal 90 hari, dengan ketentuan nasabah harus menghubungi (“on call”) bank sebelum tanggal jatuh tempo jika ingin mencairkan ana.
Jika DepoNesia tidak memberi instruksi, bank biasanya memperpanjang deposito secara otomatis (rollover) untuk periode yang sama dengan suku bunga yang berlaku saat perpanjangan.
Adapun karakteristik DOC yakni tenor pendek namun memiliki jumlah setoran besar yang biasanya dimulai ari Rp100 juta ke atas. Selanjutnya, suku bunga lebih tinggi daripada deposito berjangka untuk tenor sebanding.
Cara Kerja Deposito On Call
– Pembukaan rekening
Datang ke kantor cabang bank atau ajukan via internet banking/corporate banking. Lalu, siapkan dokumen (KTP/KITAS, NPWP) dan dana minimal setoran (sering kali ≥ Rp100 juta).
– Penempatan dana
Nasabah menyetor dana sejumlah minimal yang disepakati dan selanjutnya Bank mengunci dana tersebut selama tenor DOC.
– Perhitungan bunga
Rumus bunga DOC sama seperti deposito:
Bunga=Pokok×SukuBunga(p.a.)×HariPenempatan/365
Misalnya: Rp200 juta, bunga 6% p.a., tenor 14 hari:
Bunga≈200.000.000×6%×14/365≈Rp4.602.740
– Jatuh tempo & instruksi on call
Menjelang tanggal jatuh tempo, bank akan menghubungi nasabah (via telepon/SMS/email).
Lalu nasabah memberi instruksi untuk perpanjang untuk tenor sama (rollover) atau mencairkan sebagian atau seluruh dana—bank akan memproses sesuai instruksi.
– Pembayaran bunga dan pokok
Jika dicairkan, bank mentransfer pokok + bunga ke rekening nasabah. Tapi, jika diperpanjang, bank menghitung ulang bunga sesuai suku bunga tenor baru.
– Pilihan Tenor
Bank di Indonesia biasanya menetapkan tenor DOC sebagai berikut:
- 7 hari
- 14 hari
- 21 hari
- 1 bulan (30 hari)
- 2 bulan (60 hari)
- 3 bulan (90 hari)
4. Deposito Vallas:
Deposito Valas (Valuta Asing) adalah simpanan berjangka di bank yang denominasi pokok dan bunganya menggunakan mata uang asing—misalnya USD, EUR, SGD, JPY, atau AUD. Secara prinsip mirip deposito rupiah, tetapi diletakkan dalam valuta asing dan tidak dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Dalam Deposito Valas, Anda “mengunci” sejumlah uang dalam mata uang tertentu untuk jangka waktu tetap (tenor), lalu menerima bunga dalam mata uang yang sama. Karena menggunakan valas, imbal hasil dan nilai pokok bisa terpengaruh perubahan kurs.
Cara Kerja Deposito Vallas
– Pembukaan rekening & setoran awal
Buka rekening valas di bank (offline atau internet banking). Siapkan dokumen: KTP/KITAS, NPWP (jika diperlukan), dan dana minimal—biasanya mulai dari USD 1.000 (atau ekuivalen mata uang lain).
– Penempatan & penerbitan sertifikat
Setelah setoran diterima, bank menerbitkan konfirmasi penempatan deposito (serifikat elektronik).
– Perhitungan bunga
Rumus: Bunga=Pokok×SukuBunga(p.a.)×Tenor(dalamhari)/365
– Jatuh tempo & pembayaran
Pada akhir tenor, bank mentransfer kembali pokok + bunga ke rekening valas kamu. Banyak bank juga menawarkan opsi rollover otomatis ke tenor sama, kecuali DepoNesia memberi intruksi lain.
– Pencairan sebelum jatuh tempo
Jika perlu dana lebih cepat, bisa dicairkan dini—tetapi bunga hangus atau dikenai penalti sesuai kebijakan bank.
Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang Keamanan Deposito
Apakah deposito aman dari penipuan?
Ya, selama Anda menempatkan dana di bank resmi yang diawasi OJK dan menjadi peserta LPS, deposito sangat aman. Penipuan biasanya terjadi jika Anda menaruh uang melalui pihak ketiga yang tidak resmi atau tidak mencatat transaksi secara sah. Pastikan Anda melakukan transaksi langsung di kantor bank atau melalui aplikasi resmi.
Apakah uang di deposito bisa hilang?
Kemungkinan uang hilang sangat kecil, bahkan hampir tidak ada, jika Anda menempatkannya sesuai prosedur. Kalaupun bank mengalami masalah finansial, LPS akan menjamin simpanan Anda hingga Rp2 miliar. Untuk nominal lebih, lakukan diversifikasi di beberapa bank.
Apakah deposito bisa dicairkan sebelum jatuh tempo?
Secara umum, deposito bersifat non-liquid, artinya dana tidak bisa ditarik sebelum jatuh tempo tanpa penalti. Namun, beberapa bank menyediakan fitur breakable deposit yang memungkinkan pencairan lebih awal dengan konsekuensi pengurangan bunga.
Kesimpulan
Menaruh uang di deposito adalah langkah finansial yang aman dan strategis, terutama bagi mereka yang ingin menghindari risiko investasi tinggi. Dengan adanya 5 jaminan keamanan menaruh uang di deposito, Anda tidak perlu khawatir kehilangan dana akibat kegagalan bank.
Dari perlindungan oleh LPS, pengawasan OJK, hingga bukti kepemilikan resmi, deposito memberikan ketenangan pikiran yang tak ternilai. Pastikan Anda menempatkan dana di bank yang terdaftar dan ikuti prosedur resmi agar seluruh manfaat dan jaminan ini bisa Anda nikmati sepenuhnya.