Banyak nasabah deposito yang sibuk dengan rutinitas harian sehingga lupa atau tidak sempat mengambil dana deposito saat jatuh tempo.
Kekhawatiran pun muncul: apakah uang deposito akan hangus, berkurang nilainya, atau bahkan hilang jika tidak segera diambil?
Pertanyaan ini sangat wajar mengingat deposito melibatkan dana dalam jumlah besar dan memiliki periode tertentu yang harus diperhatikan.
Artikel ini akan mengupas tuntas mekanisme deposito setelah jatuh tempo, mulai dari sistem perpanjangan otomatis hingga konsekuensi finansial yang mungkin terjadi.
Dengan memahami hal ini, Deponesia bisa mengelola deposito secara optimal tanpa khawatir kehilangan uang atau melewatkan peluang keuntungan.
Apa yang Terjadi Jika Deposito Tidak Diambil Setelah Jatuh Tempo?
Kabar baiknya, deposito yang tidak diambil setelah jatuh tempo tidak akan hangus atau hilang begitu saja.
Dana deposito Deponesia tetap aman tersimpan di bank dan tercatat lengkap dalam sistem perbankan nasional.
Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan memiliki regulasi ketat yang melindungi hak nasabah atas dana deposito mereka.
Setelah deposito jatuh tempo, ada dua kemungkinan yang akan terjadi tergantung instruksi awal saat pembukaan deposito.
Kemungkinan pertama adalah deposito akan diperpanjang secara otomatis dengan mekanisme ARO atau Automatic Roll Over.
Kemungkinan kedua, jika tidak ada instruksi ARO, dana deposito beserta bunga akan otomatis dipindahkan ke rekening tabungan.
Bank biasanya mengirimkan notifikasi pengingat sebelum tanggal jatuh tempo melalui SMS, email, atau surat resmi ke alamat nasabah.
Periode grace period umumnya diberikan selama 1-7 hari setelah jatuh tempo untuk memberikan kesempatan nasabah menentukan langkah selanjutnya.
Berdasarkan data perbankan, sekitar 65% nasabah deposito memilih mekanisme ARO untuk kemudahan pengelolaan dana.
Mengenal Sistem ARO (Automatic Roll Over) pada Deposito
ARO atau Automatic Roll Over adalah fitur perpanjangan otomatis deposito tanpa perlu nasabah datang ke bank.
Mekanisme ini bekerja dengan memperpanjang deposito secara otomatis menggunakan tenor sama dan suku bunga yang berlaku saat perpanjangan.
Penting dipahami bahwa suku bunga perpanjangan ARO bisa berbeda dari bunga awal tergantung kebijakan bank dan kondisi ekonomi.
Ada tiga jenis ARO yang tersedia di perbankan Indonesia dengan karakteristik berbeda sesuai kebutuhan nasabah.
ARO Pokok hanya memperpanjang dana pokok deposito saja, sementara bunga yang dihasilkan akan masuk ke rekening tabungan.
ARO Pokok + Bunga memperpanjang seluruh dana termasuk pokok dan bunga menjadi deposito baru dengan nilai lebih besar.
Non-ARO berarti deposito tidak diperpanjang otomatis, sehingga seluruh dana akan dipindahkan ke rekening tabungan setelah jatuh tempo.
Keuntungan ARO adalah kepraktisan karena Deponesia tidak perlu repot datang ke bank setiap deposito jatuh tempo.
Dana juga tetap produktif menghasilkan bunga deposito yang lebih tinggi dibanding bunga tabungan biasa.
Namun ARO memiliki risiko yaitu suku bunga perpanjangan bisa lebih rendah jika BI Rate mengalami penurunan.
Fleksibilitas juga berkurang karena dana kembali terkunci sesuai tenor yang dipilih, tidak bisa diambil sewaktu-waktu tanpa penalti.
Perbedaan Bunga Deposito dengan ARO dan Tanpa ARO
Deposito dengan ARO akan terus menghasilkan bunga sesuai rate yang berlaku saat perpanjangan terjadi.
Jika memilih ARO Pokok + Bunga, Deponesia akan mendapat keuntungan dari efek compound interest atau bunga berbunga.
Sebagai ilustrasi, deposito Rp10 juta dengan bunga 3% per tahun yang di-ARO selama 3 tahun akan berkembang signifikan.
Tahun pertama menghasilkan bunga Rp300.000, tahun kedua dari Rp10,3 juta menghasilkan Rp309.000, dan seterusnya.
Sementara deposito tanpa ARO yang masuk ke tabungan hanya mendapat bunga 0,5-1% per tahun, jauh lebih rendah.
Konsekuensi Finansial Jika Deposito Dibiarkan Setelah Jatuh Tempo
Konsekuensi finansial dari deposito yang tidak diambil sangat bergantung pada pilihan ARO saat pembukaan deposito.
Skenario 1: Deposito dengan ARO Aktif
Dana deposito akan terus menghasilkan bunga sesuai suku bunga yang berlaku saat setiap periode perpanjangan.
Deponesia tidak mengalami kerugian finansial, bahkan bisa mendapat keuntungan jika suku bunga naik saat perpanjangan.
Contohnya deposito Rp10 juta dengan ARO Pokok + Bunga selama 3 periode akan berkembang menjadi sekitar Rp10,927 juta.
Skenario 2: Deposito Tanpa ARO
Dana deposito beserta bunga akan otomatis masuk ke rekening tabungan dengan bunga jauh lebih rendah.
Bunga tabungan konvensional hanya berkisar 0,5% hingga 1% per tahun, sangat kecil dibanding deposito 3%.
Jika deposito Rp10 juta masuk tabungan, selisih bunga deposito 3% vs tabungan 0,5% adalah Rp250.000 per tahun.
Potensi kerugian opportunity cost ini akan semakin besar jika dana dibiarkan bertahun-tahun di tabungan.
Skenario 3: Deposito Tidak Diambil Bertahun-tahun
Dana tetap 100% aman tidak berkurang, namun nilai riilnya tergerus inflasi jika hanya mengendap di tabungan.
Dengan inflasi rata-rata 3-4% per tahun, daya beli uang Deponesia sebenarnya menurun meski nominalnya sama.
Risiko lain adalah kehilangan peluang investasi di instrumen dengan return lebih tinggi seperti reksadana atau obligasi.
Apakah Ada Biaya Penalti atau Pengurangan Dana?
Deposito yang tidak diambil setelah jatuh tempo tidak dikenakan biaya penalti atau potongan apapun dari bank.
Dana Deponesia akan tetap utuh 100% sesuai saldo akhir yang terdiri dari pokok deposito ditambah bunga.
Regulasi Otoritas Jasa Keuangan secara tegas melindungi hak nasabah atas dana deposito tanpa pemotongan sepihak.
Hal ini berbeda dengan pencairan deposito sebelum jatuh tempo yang akan dikenakan penalti cukup besar.
Pencairan sebelum jatuh tempo biasanya mengakibatkan kehilangan seluruh bunga atau pemotongan bunga 1-3% dari pokok.
Setelah deposito jatuh tempo, nasabah memiliki kebebasan penuh untuk mencairkan dana tanpa penalti atau biaya apapun.
Yang perlu diperhatikan adalah pajak bunga deposito sebesar 20% yang memang sudah dipotong otomatis oleh bank.
Pajak ini bukan penalti melainkan kewajiban perpajakan sesuai Undang-Undang Pajak Penghasilan yang berlaku.
Jika dana masuk ke rekening tabungan, biaya administrasi bulanan tabungan tetap berlaku sesuai ketentuan bank.
Namun biaya administrasi ini berasal dari rekening tabungan itu sendiri, bukan dari deposito yang sudah dicairkan.
Berapa Lama Deposito Bisa Dibiarkan Tanpa Diambil?
Secara teori dan regulasi perbankan, deposito bisa dibiarkan tanpa batas waktu tanpa akan hilang atau dihapus.
Bank tidak memiliki kewenangan untuk menghilangkan atau menghapus dana nasabah dalam kondisi apapun.
Sistem perbankan Indonesia sangat terjaga keamanannya oleh Lembaga Penjamin Simpanan yang mengawasi setiap bank.
Namun ada konsep rekening dormant yang perlu Deponesia pahami untuk menghindari kesulitan akses di kemudian hari.
Rekening tabungan yang tidak ada transaksi selama 6 bulan berturut-turut akan berstatus dormant atau tidak aktif.
Deposito dengan ARO aktif tidak termasuk kategori dormant karena ada aktivitas perpanjangan otomatis secara berkala.
Jika rekening menjadi dormant, Deponesia harus datang ke cabang bank membawa KTP dan buku tabungan untuk aktivasi ulang.
Proses aktivasi ulang rekening dormant relatif mudah dan tidak memerlukan biaya, hanya perlu waktu 15-30 menit.
Dana deposito hingga Rp2 miliar per nasabah per bank dijamin penuh oleh Lembaga Penjamin Simpanan.
Jaminan LPS tetap berlaku meski deposito sudah jatuh tempo dan tidak diambil bertahun-tahun.
Syarat jaminan LPS adalah suku bunga deposito tidak melebihi bunga penjaminan maksimal yang ditetapkan LPS.
Per Oktober 2025, bunga penjaminan LPS maksimal adalah 4,25% sehingga deposito dengan bunga di atas itu tidak dijamin.
Cara Mengelola Deposito yang Sudah Jatuh Tempo dengan Optimal
Pengelolaan deposito yang matang memerlukan perencanaan sejak 2-4 minggu sebelum tanggal jatuh tempo.
Tips 1: Tentukan Tujuan Keuangan Sebelum Jatuh Tempo
Evaluasi kondisi keuangan terkini: apakah dana deposito masih bisa diendapkan atau sudah dibutuhkan untuk keperluan lain.
Sesuaikan keputusan dengan rencana finansial jangka pendek seperti renovasi rumah, biaya pendidikan, atau investasi bisnis.
Tips 2: Pantau Pergerakan Suku Bunga
Jika tren suku bunga Bank Indonesia cenderung naik, pertimbangkan untuk melakukan ARO agar mendapat rate lebih tinggi.
Sebaliknya jika suku bunga turun, pertimbangkan alokasi dana ke instrumen investasi lain seperti reksadana pendapatan tetap.
Tips 3: Manfaatkan Fitur Notifikasi Bank
Aktifkan notifikasi SMS dan email dari bank untuk mendapat pengingat otomatis menjelang jatuh tempo.
Catat sendiri tanggal jatuh tempo di kalender digital atau aplikasi financial planner untuk antisipasi lebih awal.
Tips 4: Evaluasi Kinerja Deposito
Bandingkan bunga deposito dengan tingkat inflasi tahunan untuk memastikan dana Deponesia tetap tumbuh secara riil.
Hitung return bersih setelah dipotong pajak 20% dan bandingkan dengan inflasi untuk mengetahui keuntungan aktual.
Tips 5: Diversifikasi Setelah Pencairan
Jangan langsung melakukan roll over deposito tanpa evaluasi performa dan peluang investasi lain.
Pertimbangkan diversifikasi ke reksadana pasar uang, obligasi, atau saham jika return deposito kurang optimal.
Kapan Waktu Tepat Mencairkan Deposito?
Waktu ideal mencairkan deposito adalah saat Deponesia membutuhkan dana untuk kebutuhan mendesak atau peluang investasi menguntungkan.
Pencairan juga tepat dilakukan saat suku bunga deposito turun signifikan di bawah tingkat inflasi tahunan.
Pertimbangkan pencairan jika ada peluang investasi dengan risk-adjusted return lebih baik seperti obligasi korporasi atau reksadana.
Langkah-langkah Mengambil Deposito Setelah Jatuh Tempo
Proses pencairan deposito setelah jatuh tempo sangat mudah dan tidak memerlukan prosedur rumit.
Proses Pencairan Deposito Konvensional
Kunjungi cabang bank tempat Deponesia membuka deposito dengan membawa dokumen persyaratan lengkap.
Dokumen yang diperlukan meliputi KTP asli, bilyet deposito asli, dan buku tabungan aktif.
Isi formulir pencairan deposito yang disediakan customer service dengan lengkap dan benar.
Dana akan ditransfer ke rekening tabungan dalam waktu 1-2 hari kerja atau bisa langsung diambil tunai.
Proses Pencairan e-Deposito
Login ke aplikasi internet banking atau mobile banking menggunakan user ID dan password Deponesia.
Pilih menu deposito atau investasi, kemudian klik pada deposito yang sudah jatuh tempo.
Tekan tombol pencairan atau break deposito, lalu konfirmasi transaksi dengan memasukkan PIN atau OTP.
Dana akan langsung masuk ke rekening tabungan secara instan atau maksimal 1 hari kerja.
Proses pencairan e-Deposito jauh lebih cepat dan praktis karena bisa dilakukan kapan saja dari mana saja.
Tidak ada biaya admin atau potongan untuk pencairan deposito yang sudah jatuh tempo.
Pastikan rekening tabungan tujuan dalam kondisi aktif agar proses transfer dana berjalan lancar.
Simpan bukti pencairan deposito untuk dokumentasi dan keperluan pelaporan keuangan pribadi.
Kesimpulan
Deposito yang tidak diambil setelah jatuh tempo tidak akan hangus, hilang, atau berkurang nilainya.
Dana tetap 100% aman baik dengan mekanisme perpanjangan otomatis ARO maupun dipindahkan ke rekening tabungan.
Bank tidak mengenakan biaya penalti atau potongan apapun untuk deposito yang sudah melewati tanggal jatuh tempo.
Namun Deponesia perlu waspada terhadap potensi kerugian opportunity cost jika dana tidak dikelola secara optimal.
Dana yang mengendap di tabungan dengan bunga rendah akan tergerus inflasi dan kehilangan kesempatan investasi lebih menguntungkan.
Penting bagi Deponesia untuk selalu memantau tanggal jatuh tempo deposito dan melakukan evaluasi berkala.
Manfaatkan fitur ARO jika dana memang tidak dibutuhkan dalam waktu dekat dan kondisi suku bunga masih menarik.
Namun jangan ragu untuk mencairkan dan realokasi dana jika ada peluang investasi dengan return lebih baik.
Konsultasikan dengan customer service bank atau financial advisor untuk memahami opsi terbaik sesuai profil keuangan.
Yang terpenting adalah jangan biarkan dana mengendap tanpa strategi jelas, maksimalkan setiap rupiah untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang.
Sumber Referensi
https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/Pages/Deposito.aspx
https://www.lps.go.id/program-penjaminan
https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/moneter/suku-bunga-dasar-kredit/default.aspx
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/20568
https://www.bca.co.id/id/individu/produk/simpanan/deposito
https://www.bankbri.co.id/produk-layanan/deposito

Seorang SEO Specialist yang fokus pada technical SEO dan Content Writing. Menyukai hal baru dalam dunia digital marketing dan selalu berusaha berkembang serta belajar setiap harinya.







