Gen Z katanya generasi boros? Siapa bilang! Dalam artikel CNBC Indonesia, disebutkan bahwa Gen Z dengan penghasilan UMP Jakarta mampu menabung sekitar Rp3 juta per bulan (sekitar 55% dari gaji) dan menginvestasikannya untuk mencapai tabungan Rp100 juta dalam 8 tahun.
Faktanya, Gen Z lebih peduli perencanaan keuangan dibanding generasi sebelumnya.
Bedanya, mereka menggunakan pendekatan yang cerdas dan memanfaatkan teknologi dengan optimal.
Mau tahu tips menghemat uang saku khas Gen Z yang unik tapi terbukti ampuh? Yuk, simak pembahasan lengkapnya!
Daftar isi:
- Mengapa Gen Z Butuh Strategi Hemat yang Berbeda?
- 8 Tips Menghemat Uang Saku Khas Gen Z
- 1. Pelacakan Anggaran Digital yang Praktis
- 2. Berbelanja Cerdas dengan Teknologi
- 3. Mindset Content Creator untuk Berhemat
- 4. Hidup Berkelanjutan = Hidup Hemat
- 5. Strategi Melek Teknologi di Era Digital
- 6. Strategi Media Sosial untuk Mendukung Penghematan
- 7. Mindset Gen Z: Dari Konsumen ke Investor
- 8. Challenge 30 Hari: Implementasi Tips Hemat
- Kesimpulan
Mengapa Gen Z Butuh Strategi Hemat yang Berbeda?
Gaya hidup digital membuat pola pengeluaran Gen Z berbeda total dengan generasi sebelumnya.
Mereka lebih banyak berbelanja online, menggunakan layanan berlangganan, dan bertransaksi tanpa uang tunai.
Budaya takut ketinggalan dari tekanan media sosial juga menciptakan tantangan unik: dorongan untuk mengikuti gaya hidup influencer yang seringkali tidak realistis.
Di sisi lain, mentalitas kerja sampingan sudah menjadi DNA Gen Z. Mereka lebih kreatif mencari penghasilan tambahan melalui platform digital freelance.
Plus, kesadaran akan keberlanjutan membuat mereka lebih bijak dalam memilih pengeluaran yang berdampak pada lingkungan dan dompet.
8 Tips Menghemat Uang Saku Khas Gen Z
1. Pelacakan Anggaran Digital yang Praktis
Gunakan aplikasi pengelola keuangan yang ramah Gen Z seperti YNAB, PocketGuard, atau aplikasi lokal seperti Finansialku dengan UI yang menarik dan mudah digunakan.
Terapkan metode amplop digital melalui e-wallet seperti GoPay, OVO, atau DANA dengan menetapkan batas untuk setiap kategori pengeluaran.
Ciptakan akuntabilitas sosial dengan membuat tantangan anggaran bersama teman di media sosial.
Bagikan progress di Instagram story atau buat grup WhatsApp khusus untuk berbagi keberhasilan dan kegagalan dalam mengatur keuangan.
Tekanan positif dari sesama dapat membantu konsistensi!
2. Berbelanja Cerdas dengan Teknologi
Berburu cashback menjadi strategi tersendiri untuk Gen Z – maksimalkan reward dari e-wallet, kartu kredit, dan aplikasi belanja.
Kombinasi cashback dari berbagai platform bisa memberikan return 10-15%! Gunakan sistem patungan dengan circle untuk membeli barang bersama supaya hemat ongkir dan mendapat diskon grosiran.
Strategi thrift flipping: beli barang thrift berkualitas, gunakan sebentar, lalu jual kembali di platform online. Berkelanjutan, fashionable, dan menguntungkan – sesuai dengan nilai-nilai Gen Z!
3. Mindset Content Creator untuk Berhemat
Dokumentasikanlah semua aktivitas hemat untuk dijadikan konten yang bisa dimonetisasi di TikTok, Instagram, atau YouTube.
“Day in my life dengan budget 50 ribu” bisa menjadi konten viral yang menghasilkan!
Manfaatkan kolaborasi brand dengan memanfaatkan jumlah follower untuk mendapat freebie, diskon, atau partnership berbayar.
Monetisasi skill digital seperti editing video, desain grafis, atau manajemen media sosial.
Gen Z sudah terbiasa dengan dunia digital, jadi manfaatkan keunggulan ini sebagai sumber penghasilan tambahan yang dapat diandalkan.
4. Hidup Berkelanjutan = Hidup Hemat
Pendekatan zero waste dengan mengurangi konsumsi otomatis sama dengan mengurangi pengeluaran.
Budaya DIY untuk membuat sendiri minuman berkualitas cafe, skincare alami, atau camilan sehat daripada membeli jadi.
Mindset sharing economy – sewa atau pinjam barang yang jarang digunakan daripada membeli, terutama untuk gadget atau peralatan yang mahal.
5. Strategi Melek Teknologi di Era Digital
Otomatisasi tabungan dengan setup auto-debet setiap kali menerima uang saku – tidak terlihat, tidak tergoda! Gunakan tools perbandingan harga seperti browser extension Honey, InvisibleHand, atau aplikasi lokal seperti iPrice untuk membandingkan harga otomatis sebelum checkout.
Audit langganan setiap bulan untuk membatalkan subscription yang tidak terpakai – Netflix sharing, Spotify Premium Student, atau aplikasi premium yang sudah terlupa.
Strategi cashless untuk pelacakan pengeluaran yang lebih baik dan memaksimalkan peluang cashback.
Mulai investasi mikro dari 10 ribu melalui aplikasi robo-advisor seperti Bibit atau Bareksa.
Jadwalkan hari digital detox untuk menghindari belanja impulsif saat bosan scrolling media sosial.
6. Strategi Media Sosial untuk Mendukung Penghematan
Unfollow akun yang memicu pengeluaran boros – kurasi feed Deponesia supaya tidak terus-menerus tergoda dengan gaya hidup yang tidak realistis atau mahal.
Follow influencer keuangan yang ramah Gen Z untuk motivasi harian dan tips praktis.
Buat konten akuntabilitas dengan posting progress hemat di Instagram story atau TikTok untuk tekanan positif dari sesama.
Kamu bisa bergabung dengan komunitas online seperti grup Telegram, server Discord, atau grup Facebook yang khusus berbagi tips hemat untuk Gen Z.
Praktikkan scrolling yang bijak dengan menetapkan batas waktu untuk konsumsi media sosial – prioritaskan konten yang mengedukasi daripada yang memicu pembelian impulsif.
7. Mindset Gen Z: Dari Konsumen ke Investor
Obsesi healthy terhadap passive income – terus mencari cara agar uang bekerja daripada bekerja untuk uang.
Mulai edukasi investasi dari sekarang dengan belajar saham, deposito, reksadana melalui platform yang user-friendly.
Kembangkan budaya kerja sampingan dengan mentalitas multiple income stream – jangan bergantung hanya dari satu sumber uang.
8. Challenge 30 Hari: Implementasi Tips Hemat
Week 1: Setup tools digital untuk budgeting dan audit kebiasaan pengeluaran saat ini. Track semua pengeluaran tanpa judgment dulu.
Week 2: Implementasikan strategi cashback, eksperimen group buying, dan optimalisasi pengeluaran subscription.
Week 3: Mulai journey content creation dan eksplorasi peluang monetisasi skill yang realistis.
Week 4: Review progress, optimalisasi strategi yang berhasil, dan tetapkan tujuan keuangan jangka panjang yang achievable.
Kesimpulan
Tips menghemat uang saku ala Gen Z bukan hanya tentang memotong pengeluaran, tapi tentang hidup cerdas dengan memanfaatkan teknologi dan mindset yang tepat.
Gen Z memiliki keunggulan unik: digital native, kreatif, dan sadar keberlanjutan.
Manfaatkan kekuatan ini untuk mencapai kebebasan finansial yang sesuai dengan nilai-nilai Deponesia!
Siap membuktikan bahwa Gen Z bukan generasi boros tapi generasi yang cerdas finansial?
Mulai perjalanan hemat hari ini dan jadilah inspirasi untuk Gen Z lainnya!

Seorang SEO Specialist yang fokus pada technical SEO dan Content Writing. Menyukai hal baru dalam dunia digital marketing dan selalu berusaha berkembang serta belajar setiap harinya.