Deposito.co.id
  • Keuangan
  • Investasi
  • Deposito
  • Layanan
  • Perbankan
  • Kalkulator Deposito
Tidak ada hasil
Lihat lebih banyak
Deposito.co.id
  • Keuangan
  • Investasi
  • Deposito
  • Layanan
  • Perbankan
  • Kalkulator Deposito
Tidak ada hasil
Lihat lebih banyak
Deposito.co.id
Tidak ada hasil
Lihat lebih banyak

Beranda » Investasi » Return Deposito 3% vs Obligasi 7% vs Saham 15%: Mana yang Optimal untuk Dana Pensiun?

Return Deposito 3% vs Obligasi 7% vs Saham 15%: Mana yang Optimal untuk Dana Pensiun?

Iqbal Fajri by Iqbal Fajri
29/10/2025
in Investasi
Reading Time: 7 mins read
A A
gambar pergerakan saham

Sumber Freepik

Share on FacebookShare on Twitter

Total aset dana pensiun Indonesia mencapai Rp1.611 triliun per Agustus 2025, namun mayoritas alokasi masih terpusat di obligasi dan deposito.

Data menunjukkan deposito menawarkan return 3-4% per tahun, obligasi pemerintah 7%, sedangkan saham berpotensi 15% per tahun dalam jangka panjang.

Investor menghadapi dilema klasik antara return rendah yang kalah inflasi versus risiko tinggi menjelang masa pensiun.

Fakta mengejutkan bahwa Dana Pensiun BCA mencatat Return of Investment hanya 5,51% per Juli 2025, didorong kinerja obligasi bukan saham.

Artikel ini membedah strategi alokasi aset optimal berdasarkan usia dan horizon investasi untuk memaksimalkan akumulasi dana pensiun Deponesia.

Baca Juga: Perbandingan Deposito dan Investasi Lain: Mana yang lebih untung di 2025

Perbandingan Return dan Risiko Tiga Instrumen Utama

Deposito 3-4%: Aman Tapi Kalah Inflasi

Bank umum menawarkan bunga deposito 3-4% per tahun dengan potongan pajak 20%, sehingga net return hanya 2,4-3,2% per tahun.

Inflasi Indonesia rata-rata 2,5-3% per tahun membuat real return deposito mendekati nol bahkan negatif setelah disesuaikan inflasi.

Keunggulan deposito adalah dijamin LPS hingga Rp2 miliar per nasabah per bank, likuiditas tinggi, dan tidak ada risiko kehilangan pokok.

Kelemahan fatal adalah return 3% tidak cukup untuk pertumbuhan dana pensiun jangka panjang 20-30 tahun ke depan.

Deposito hanya cocok untuk dana darurat atau kebutuhan likuiditas jangka pendek, bukan sebagai tulang punggung dana pensiun.

Obligasi Pemerintah 7%: Sweet Spot untuk Dana Pensiun

Obligasi Fixed Rate seperti FR0097 menawarkan yield 7,14% per tahun dengan kupon 7,125% yang dibayar rutin setiap 6 bulan.

Pajak kupon obligasi hanya 10% versus deposito 20%, sehingga net return mencapai 6,4% per tahun setelah dipotong pajak.

Obligasi pemerintah dijamin 100% oleh negara sesuai UU Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara tanpa batas maksimum.

Pembayaran kupon rutin setiap semester menciptakan passive income yang cocok untuk memenuhi kebutuhan cashflow saat pensiun.

Reksa dana pendapatan tetap berbasis obligasi bahkan mencatat return hingga 9% dalam setahun terakhir per September 2025.

Obligasi menjadi sweet spot karena menawarkan return 2x lipat deposito dengan risiko terkendali dan jaminan pemerintah.

Saham 15%: Potensi Besar dengan Volatilitas Tinggi

Indeks Harga Saham Gabungan tumbuh rata-rata 10-15% per tahun dalam jangka panjang belum termasuk dividen yang dibagikan.

Volatilitas ekstrem dimana saham bisa turun 20-30% dalam setahun saat krisis membuat instrumen ini tidak cocok untuk dana pensiun jangka pendek.

Saham optimal untuk investor berusia 20-40 tahun dengan minimal 10-15 tahun horizon investasi sebelum memasuki masa pensiun.

Saham bluechip menawarkan dividend yield 2-4% per tahun sebagai bonus di atas capital gain dari kenaikan harga.

Risiko gagal bayar sangat nyata karena tidak dijamin LPS, bahkan perusahaan besar bisa bangkrut membuat investasi hilang seluruhnya.

Baca Juga: 7 Investasi Terbaik untuk Dana Pensiun Pegawai Swasta

Strategi Alokasi Aset Berdasarkan Usia dan Horizon Investasi

Age-Based Allocation: Rumus 100 Minus Usia

Prinsip dasar alokasi adalah persentase saham sama dengan 100 dikurangi usia investor, sisanya dialokasikan ke obligasi dan deposito.

Investor usia 30 tahun sebaiknya alokasikan 70% saham, 25% obligasi, dan 5% deposito untuk memaksimalkan pertumbuhan jangka panjang.

Investor usia 50 tahun perlu shift ke 50% saham, 40% obligasi, dan 10% deposito untuk mulai melindungi modal menjelang pensiun.

Investor usia 60 tahun harus sangat konservatif dengan 10% saham, 60% obligasi, dan 30% deposito untuk prioritaskan keamanan dan likuiditas.

Rumus ini memberikan panduan praktis yang mudah diterapkan tanpa perlu analisis kompleks untuk investor individual.

Target Date Fund: Strategi Otomatis Menuju Pensiun

Konsep target date fund adalah portofolio yang secara otomatis bergeser dari agresif ke konservatif seiring mendekati usia pensiun.

Saat 20 tahun sebelum pensiun, alokasikan 80% saham untuk compound growth maksimal memanfaatkan waktu panjang.

Saat 10 tahun sebelum pensiun, kurangi menjadi 60% saham dan 40% obligasi untuk mulai mengurangi volatilitas portofolio.

Saat 5 tahun sebelum pensiun, shift ke 30% saham, 60% obligasi, dan 10% deposito untuk menjaga likuiditas jangka pendek.

Saat memasuki masa pensiun, pertahankan 10-20% saham sebagai inflasi hedge, 50-60% obligasi untuk income, dan 20-30% deposito untuk dana darurat.

Simulasi Return Jangka Panjang dengan Compound Interest

Asumsi simulasi adalah investasi awal Rp100 juta dengan tambahan rutin Rp1 juta per bulan selama 20 tahun ke depan.

Scenario all-in deposito 3% menghasilkan total akumulasi Rp360 juta setelah 20 tahun, pertumbuhan minimal.

Scenario all-in obligasi 7% menghasilkan total akumulasi Rp550 juta setelah 20 tahun, jauh lebih baik dari deposito.

Scenario all-in saham 15% menghasilkan total akumulasi Rp1,5 miliar setelah 20 tahun dengan asumsi return konsisten.

Scenario balanced portfolio 60% saham dan 40% obligasi menghasilkan total akumulasi Rp1 miliar, optimal untuk risk-adjusted return.

Perbedaan Rp1,14 miliar antara deposito dan balanced portfolio membuktikan pentingnya alokasi aset yang tepat untuk dana pensiun.

Baca Juga: Berapa Dana Pensiun Ideal di Indonesia? Simulasi & Tips 2025

Praktik Dana Pensiun Institusi di Indonesia

Dana Pensiun BCA mencatat Return of Investment sebesar 5,51% per Juli 2025, didorong mayoritas alokasi di instrumen obligasi pendapatan tetap.

Dana Pensiun Bank Mandiri dengan total aset Rp10,55 triliun hanya mengalokasikan 2,19% atau Rp218 miliar ke saham.

Strategi konservatif institusi memprioritaskan obligasi pemerintah dan korporasi untuk menjaga stabilitas pembayaran manfaat pensiun kepada peserta.

Matching strategy diterapkan dimana dana pensiun menyesuaikan jatuh tempo investasi dengan jadwal pembayaran manfaat ke peserta.

Prinsip PAS tahun 2025 yaitu Prudent (hati-hati), Agile (fleksibel), dan Secure (aman) menjadi landasan strategi dana pensiun nasional.

Alokasi konservatif institusi mencerminkan tanggung jawab fiduciary untuk melindungi dana peserta meski mengorbankan potensi return lebih tinggi.

Faktor Penentu Alokasi Optimal Selain Usia

Toleransi risiko personal sangat penting dimana investor risk-averse sebaiknya maksimal 30-40% saham meskipun masih berusia muda.

Sumber pendapatan lain seperti pensiun negara atau korporat memungkinkan investor lebih agresif di saham untuk dana pribadi.

Dana darurat minimal 6-12 bulan pengeluaran harus tersedia di deposito sebelum mulai investasi jangka panjang agresif.

Tujuan cashflow menentukan alokasi dimana jika butuh passive income bulanan, prioritaskan obligasi dengan kupon rutin dibanding saham.

Kondisi market valuasi tinggi memerlukan rebalancing ke obligasi lebih prudent untuk menghindari bubble dan crash saham.

Regulasi OJK membatasi alokasi saham Dana Pensiun Pemberi Kerja maksimal 20% dari total aset sesuai POJK 27 Tahun 2023.

Kesalahan Fatal Investor Dana Pensiun yang Harus Dihindari

Strategi all-in deposito dengan return 3% tidak cukup mengalahkan inflasi dalam 20-30 tahun sehingga daya beli tergerus habis.

Strategi all-in saham untuk investor usia 50 tahun ke atas sangat berbahaya karena volatilitas tinggi bisa menghancurkan portofolio saat crash.

Tidak melakukan rebalancing saat saham naik menjadi 80% portofolio adalah kesalahan karena harus jual sebagian take profit ke obligasi.

Panic selling dengan menjual saham saat market crash justru lock-in loss, seharusnya hold untuk jangka panjang dan recovery.

Mengabaikan biaya investasi seperti reksa dana saham dengan expense ratio 2-3% per tahun akan menggerus return secara signifikan.

Tidak melakukan diversifikasi dengan menaruh semua dana di satu sektor atau satu saham menciptakan risiko konsentrasi sangat tinggi.

Mengejar return tinggi tanpa mempertimbangkan risiko sering berujung pada kerugian besar saat kondisi market memburuk.

Tidak Ada Satu Jawaban untuk Semua: Sesuaikan dengan Profil Risiko

Kesimpulan utama adalah tidak ada alokasi “terbaik” yang universal karena optimal sangat tergantung usia, toleransi risiko, dan horizon investasi.

Investor usia muda 20-35 tahun sebaiknya agresif dengan 70-80% saham untuk memaksimalkan compound growth 30 tahun ke depan.

Investor usia produktif 36-50 tahun perlu balanced portfolio 50-60% saham dan 40-50% obligasi untuk pertumbuhan dengan risiko terkendali.

Investor menjelang pensiun 51-60 tahun harus konservatif dengan 20-40% saham, 50-60% obligasi, dan 10-20% deposito untuk proteksi modal.

Rekomendasi praktis adalah mulai dengan reksa dana campuran untuk mendapat instant diversification jika belum berpengalaman langsung investasi.

Prinsip emas investasi dana pensiun meliputi diversifikasi lintas kelas aset, rebalancing rutin setiap tahun, dan konsistensi investasi bulanan.

Deponesia harus memulai investasi dana pensiun sekarang juga karena waktu adalah aset terbesar dalam memaksimalkan compound interest.

Konsultasi dengan financial planner bersertifikat CFP sangat direkomendasikan untuk menyusun strategi personal sesuai kondisi keuangan individual.

Keputusan akhir tetap di tangan Deponesia dengan mempertimbangkan seluruh faktor personal untuk mencapai kebebasan finansial di masa pensiun.

Memahami perbedaan return deposito, obligasi, dan saham membantu Deponesia membuat keputusan investasi yang lebih rasional dan terukur untuk masa depan.

 

Sumber Referensi

  1. https://artikel.bibit.id/investasi1/mana-investasi-yang-lebih-baik-untuk-dana-pensiunobligasi-fr0097-atau-deposito
  2. https://www.bareksa.com/berita/reksa-dana/2025-09-04/pasar-obligasi-memanas-dorong-return-reksa-dana-pendapatan-tetap-tembus-9-ini-daftarnya
  3. https://bksdapenki.org/review-investasi-selama-tahun-2024-dan-strategi-investasi-tahun-2025-yang-pas/
  4. https://keuangan.kontan.co.id/news/dana-pensiun-bank-mandiri-catat-pertumbuhan-aset-443-hingga-november-2024
  5. https://rakyatku.com/read/236363/aset-dana-pensiun-tumbuh-848-persen-ojk-dorong-peran-strategis-industri-dalam-perencanaan-masa-depan-masyarakat
  6. https://ojk.go.id/id/regulasi/otoritas-jasa-keuangan/rancangan-regulasi/Documents/Draft%20Roadmap%20Pengembangan%20Dana%20Pensiun%20Indonesia.pdf
  7. https://www.dbs.id/id/treasures-id/investasi/apa-itu-reksadana-dan-saham
  8. https://www.schroders.com/id-id/id/investasi-reksadana/resources/edukasi/memahami-obligasi-dan-pendapatan-tetap/
  9. https://www.indopremier.com/ipotnews/newsDetail.php?jdl=Kenali_Perbedaan_Return_Saham__Obligasi__dan_Deposito_yang_Harus_Anda_Ketahui&news_id=415882

 

Muhammad Iqbal Fajri SEO
Iqbal Fajri

Seorang Mahasiswa S2 Magister Manajemen dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Tertarik pada investasi seperti saham, deposito dan Instrumen lainnya.

Tags: deposito vs obligasi vs sahamperbandingan deposito saham dan obligasireturn deposito
Previous Post

Deposito Koperasi vs Bank: Mengapa Pajak Bunganya Hanya 10% dan Apakah Lebih Aman?

Next Post

Deposito Emas Pegadaian Tembus Rp2,4 T, Apakah Momentum?

Artikel Terkait

Buku Teori Analisis Investasi Jogiyanto
Investasi

Teori Portofolio dan Analisis Investasi Jogiyanto: Ringkasan Konsep Penting untuk Pemula

03/11/2025
sosok robert kiyosaki
Investasi

Kendalikan Masa Depan Finansial: Rangkuman Strategi Robert Kiyosaki untuk Kebebasan Uang

31/10/2025
Buku Financial Planner
Investasi

Buku Financial Planner yang Mengubah Cara Anda Mengelola Uang

31/10/2025
Diversifikasi Risiko Adalah- Strategi Mana yang Paling Efektif untuk Proteksi Aset
Investasi

Diversifikasi Risiko Adalah: Strategi Mana yang Paling Efektif untuk Proteksi Aset

30/10/2025
Next Post
deposito emas seperti apa

Deposito Emas Pegadaian Tembus Rp2,4 T, Apakah Momentum?

Deposito untuk pensiun usia 50+

Perbandingan Keuntungan Obligasi Sukuk dan Deposito untuk Dana Pensiun di Atas 50 Tahun

Trending🔥

  • 1. Apa Itu Deposito - Pengertian dan Keuntungan untuk Pemula

    Apa Itu Deposito – Pengertian dan Keuntungan untuk Pemula

    2156 shares
    Share 862 Tweet 539
  • Bunga Deposito Bank Digital Hingga 9% Cek Perbandingan 2025

    1333 shares
    Share 533 Tweet 333
  • Template Keuangan Excel Pribadi Gratis Download Gratis

    1110 shares
    Share 444 Tweet 278
  • Deposito Mandiri vs BRI: Analisis Bunga 2025

    727 shares
    Share 291 Tweet 182
  • Deposito Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Hitung Bunga 2025

    669 shares
    Share 268 Tweet 167
  • Template Surat Resign Kerja yang Benar Free Download Word

    767 shares
    Share 307 Tweet 192
  • Segini Bunga Deposito BRI Rp 100 Juta per Bulan

    618 shares
    Share 247 Tweet 155
  • Cek Bunga Deposito BNI Terbaru 2025

    624 shares
    Share 250 Tweet 156
  • Cuan Banget! Segini Bunga Deposito 1 Bulan di BCA

    632 shares
    Share 253 Tweet 158
  • Deposito BRI 10 Juta Dapat Berapa? Cara Perhitungan Bunga Lengkap 2025

    618 shares
    Share 247 Tweet 155
  • Careers
  • Deposito
  • Disclaimer Situs deposito.co.id
  • Hubungi Kami
  • Kalkulator Deposito Semua Bank
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Syarat dan Ketentuan
  • Tentang Kami

Copyright Deposito.co.id © 2025. AWBS Network.

Tidak ada hasil
Lihat lebih banyak
  • Keuangan
  • Investasi
  • Deposito
  • Layanan
  • Perbankan
  • Kalkulator Deposito

© 2025 Deposito.co.id. AWBS Network