Deposito.co.id
  • Keuangan
  • Investasi
  • Deposito
  • Layanan
  • Perbankan
  • Kalkulator Deposito
Tidak ada hasil
Lihat lebih banyak
Deposito.co.id
  • Keuangan
  • Investasi
  • Deposito
  • Layanan
  • Perbankan
  • Kalkulator Deposito
Tidak ada hasil
Lihat lebih banyak
Deposito.co.id
Tidak ada hasil
Lihat lebih banyak

Beranda » Investasi » Konsep Portofolio Kaitannya dengan Risiko Investasi, Berapa Jumlah Ideal Aset

Konsep Portofolio Kaitannya dengan Risiko Investasi, Berapa Jumlah Ideal Aset

Iqbal Fajri by Iqbal Fajri
29/10/2025
in Investasi
Reading Time: 7 mins read
A A
risiko investasi
Share on FacebookShare on Twitter

Banyak investor pemula yang bingung menentukan berapa banyak aset yang seharusnya dimiliki dalam portofolio investasi mereka.

Dilema klasik muncul: terlalu sedikit aset membuat risiko investasi terlalu tinggi dan terkonsentrasi pada beberapa instrumen saja.

Sebaliknya, terlalu banyak aset justru menyulitkan pengelolaan, meningkatkan biaya transaksi, dan tidak memberikan manfaat diversifikasi tambahan yang signifikan.

Artikel ini akan mengupas tuntas konsep portofolio dalam mengelola risiko investasi dan memberikan panduan jumlah ideal aset yang perlu dimiliki.

Dengan memahami hubungan erat antara portofolio dan manajemen risiko, Deponesia dapat membangun strategi investasi yang optimal dan terukur.

Konsep Portofolio dalam Manajemen Risiko Investasi

Risiko investasi adalah kemungkinan bahwa return aktual yang diterima berbeda dari ekspektasi atau bahkan mengalami kerugian modal.

Portofolio berfungsi sebagai instrumen utama untuk mengelola dan meminimalkan risiko melalui mekanisme diversifikasi yang sistematis.

Prinsip fundamental investasi modern menyatakan bahwa “diversification is the only free lunch in investing” seperti dikemukakan Harry Markowitz, pemenang Nobel Ekonomi.

Portofolio yang dibangun dengan baik mampu mengurangi risiko tidak sistematis atau unsystematic risk melalui penyebaran investasi ke berbagai aset.

Namun risiko sistematis atau systematic risk yang mempengaruhi seluruh pasar tidak bisa dihilangkan sepenuhnya, hanya bisa dikelola dengan bijak.

Korelasi atau hubungan pergerakan antar aset dalam portofolio menjadi faktor penentu utama efektivitas strategi diversifikasi yang diterapkan.

Modern Portfolio Theory yang dikembangkan Harry Markowitz pada tahun 1952 menjadi fondasi teori manajemen portofolio hingga saat ini.

Prinsip utamanya adalah kombinasi aset dengan korelasi rendah atau negatif dapat mengurangi volatilitas portofolio secara keseluruhan.

Konsep efficient frontier menunjukkan kombinasi optimal antara return maksimal yang bisa dicapai dengan risiko minimal yang harus ditanggung.

Penelitian empiris membuktikan bahwa diversifikasi portofolio dapat mengurangi risiko investasi hingga 70-80% dibanding investasi pada satu aset.

Portofolio yang terdiversifikasi dengan baik memiliki tingkat volatilitas 30-40% lebih rendah dibandingkan dengan investasi pada single asset.

Jenis-Jenis Risiko Investasi yang Perlu Dipahami

Memahami berbagai jenis risiko investasi adalah langkah penting sebelum membangun strategi portofolio yang efektif.

Risiko Sistematis (Systematic Risk / Market Risk)

Risiko sistematis adalah risiko yang mempengaruhi seluruh pasar dan tidak dapat dieliminasi melalui diversifikasi portofolio.

Contoh risiko sistematis meliputi resesi ekonomi global, kenaikan suku bunga acuan, inflasi tinggi, atau krisis keuangan internasional.

Beta adalah metrik yang mengukur sensitivitas suatu aset terhadap pergerakan pasar secara keseluruhan.

Mitigasi risiko sistematis dilakukan melalui asset allocation yang tepat, hedging dengan instrumen derivatif, atau menyesuaikan profil risiko portofolio.

Risiko Tidak Sistematis (Unsystematic Risk / Specific Risk)

Risiko tidak sistematis adalah risiko spesifik yang hanya mempengaruhi perusahaan atau industri tertentu saja.

Contohnya meliputi manajemen perusahaan yang buruk, skandal korporasi, penurunan penjualan drastis, atau persaingan ketat dalam industri.

Risiko jenis ini dapat dikurangi secara signifikan melalui diversifikasi portofolio ke berbagai perusahaan dan sektor berbeda.

Semakin banyak aset berbeda yang dimiliki dalam portofolio, semakin rendah eksposur terhadap risiko tidak sistematis.

Baca Juga: Strategi Investasi Sesuai Usia: 20an, 30an, 40an, 50an

Risiko-Risiko Spesifik Lainnya

Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas muncul ketika investor kesulitan menjual aset dengan cepat tanpa mengalami kerugian harga yang signifikan.

Contoh aset dengan risiko likuiditas tinggi adalah properti fisik atau saham perusahaan kecil dengan volume perdagangan sangat rendah.

Risiko Inflasi

Risiko inflasi terjadi ketika daya beli dari return investasi tergerus oleh kenaikan harga barang dan jasa secara umum.

Mitigasi risiko inflasi dilakukan dengan berinvestasi pada aset riil seperti properti dan emas atau saham perusahaan growth.

Risiko Valuta Asing

Risiko valuta asing adalah fluktuasi nilai tukar mata uang yang mempengaruhi return investasi di aset luar negeri.

Risiko ini sangat relevan untuk portofolio yang memiliki aset denominasi mata uang asing seperti saham global atau obligasi internasional.

Risiko Konsentrasi

Risiko konsentrasi terjadi ketika terlalu banyak alokasi dana pada satu aset tertentu, satu sektor industri, atau satu area geografis.

Bahayanya adalah jika area konsentrasi tersebut mengalami collapse, seluruh portofolio akan terdampak sangat berat.

Bagaimana Portofolio Meminimalkan Risiko Investasi

Mekanisme diversifikasi bekerja dengan menyebarkan investasi ke berbagai aset yang memiliki karakteristik dan pola pergerakan berbeda.

Ketika satu aset mengalami penurunan nilai, aset lain dalam portofolio bisa mengalami kenaikan atau tetap stabil untuk mengkompensasi kerugian.

Korelasi rendah atau bahkan negatif antar aset adalah kunci utama efektivitas strategi diversifikasi dalam portofolio.

Sebagai contoh praktis, saat saham turun tajam karena resesi ekonomi, obligasi pemerintah cenderung naik karena efek flight to safety.

Ketika nilai rupiah melemah terhadap dollar, aset dalam denominasi USD atau emas biasanya naik nilainya dalam perhitungan rupiah.

Saham sektor consumer staples atau kebutuhan pokok cenderung lebih stabil saat saham teknologi mengalami volatilitas tinggi.

Studi kasus menunjukkan Portofolio A yang 100% berinvestasi di saham teknologi turun 40% saat terjadi crash teknologi tahun 2022.

Sementara Portofolio B dengan komposisi 50% saham, 30% obligasi, dan 20% emas hanya turun 12% dalam periode yang sama.

Diversifikasi yang tepat terbukti menyelamatkan Portofolio B dari kerugian besar yang dialami oleh portofolio terkonsentrasi.

Penelitian akademis membuktikan bahwa menambahkan aset kedua dapat mengurangi risiko portofolio sebesar 30-40% dibanding single asset.

Penambahan aset ketiga hingga kesepuluh memberikan pengurangan risiko tambahan sekitar 20-30% secara kumulatif.

Namun setelah memiliki 15-20 aset berbeda, manfaat diversifikasi tambahan menjadi marginal atau diminishing return mulai terjadi.

Konsep Korelasi Aset dalam Portofolio

Korelasi +1 berarti dua aset bergerak persis sama sehingga tidak efektif untuk tujuan diversifikasi portofolio.

Korelasi 0 menunjukkan dua aset bergerak secara independen tanpa pengaruh satu sama lain, baik untuk diversifikasi.

Korelasi -1 adalah kondisi ideal dimana dua aset bergerak berlawanan arah, sangat efektif untuk diversifikasi risiko.

Contoh nyata adalah korelasi antara saham dan obligasi berkisar -0,3 hingga 0, sedangkan saham dan emas mendekati 0.

Berapa Jumlah Ideal Aset dalam Portofolio?

Pertanyaan klasik yang sering muncul adalah berapa sebenarnya jumlah optimal aset yang harus dimiliki dalam portofolio.

Penelitian akademis klasik menunjukkan bahwa 15-20 saham berbeda sudah cukup untuk mengeliminasi sekitar 90% risiko tidak sistematis.

Modern Portfolio Theory merekomendasikan 20-30 aset untuk mencapai diversifikasi yang benar-benar optimal dengan risiko minimal.

Namun secara praktis, 5-15 aset sudah sangat efektif untuk investor retail atau individual yang mengelola portofolio sendiri.

Beberapa faktor penting mempengaruhi penentuan jumlah ideal aset dalam portofolio yang harus dipertimbangkan dengan matang.

Ukuran modal yang dimiliki sangat menentukan karena semakin besar modal, semakin banyak aset yang bisa dimiliki secara efisien.

Waktu dan kemampuan monitoring juga krusial karena banyak aset membutuhkan waktu riset mendalam dan evaluasi berkala.

Biaya transaksi harus diperhitungkan karena terlalu banyak aset dapat meningkatkan transaction cost yang menggerus return.

Kompleksitas pengelolaan meningkat eksponensial dengan jumlah aset, sehingga over-diversification justru bisa menjadi kontraproduktif.

Rekomendasi Berdasarkan Modal

Untuk modal di bawah Rp50 juta, ideal memiliki 3-5 instrumen seperti 2 reksadana berbeda, 1 deposito, 1 obligasi, dan 1 emas.

Fokus pada simplicity dan low cost sangat penting untuk portofolio dengan modal terbatas ini.

Modal Rp50-200 juta dapat mengelola 5-10 instrumen dengan kombinasi reksadana, saham blue chip, obligasi, dan deposito.

Pada level ini investor sudah bisa mulai direct stock investing dengan alokasi yang masih terbatas dan terukur.

Modal di atas Rp200 juta memungkinkan diversifikasi penuh dengan 10-20 instrumen across asset class dan berbagai sektor industri.

Portofolio besar ini sudah bisa memasukkan alternative investment seperti peer-to-peer lending atau Real Estate Investment Trusts.

Diversifikasi harus dilakukan lintas berbagai dimensi untuk memaksimalkan pengurangan risiko secara komprehensif.

Dimensi asset class mencakup saham, obligasi, emas, properti, dan cash atau setara kas.

Dimensi geografis meliputi investasi di Indonesia, regional Asia, dan global developed markets untuk mengurangi country risk.

Dimensi sektor industri mencakup finansial, consumer goods, teknologi, kesehatan, energi, dan infrastruktur.

Dimensi tenor atau jangka waktu meliputi investasi short-term, medium-term, dan long-term sesuai tujuan keuangan.

Baca Juga: Apa Itu Investasi? Simak Penjelasan Lengkapnya

Strategi Membangun Portofolio yang Efektif Mengelola Risiko

Membangun portofolio yang efektif memerlukan strategi sistematis yang disesuaikan dengan profil risiko dan tujuan keuangan.

Strategi 1: Core-Satellite Approach

Alokasi core sebesar 60-80% ditempatkan pada investasi stabil seperti low-cost index fund atau saham blue chip berkualitas.

Alokasi satellite sebesar 20-40% ditempatkan pada investasi aktif dengan high growth potential stocks atau alternatif investment.

Manfaat strategi ini adalah mendapat stabilitas dari core portfolio sambil mengejar growth potential dari satellite holdings.

Strategi 2: Asset Allocation Berdasarkan Usia

Rule of thumb sederhana adalah 100 dikurangi umur sama dengan persentase alokasi pada saham atau equity.

Contoh untuk investor berumur 30 tahun adalah 70% alokasi pada saham untuk growth dan 30% pada obligasi atau deposito untuk stability.

Rebalancing dilakukan setiap tahun untuk menyesuaikan alokasi seiring dengan pertambahan usia dan perubahan profil risiko.

Strategi 3: Risk Parity

Strategi risk parity mengalokasikan dana berdasarkan kontribusi risiko masing-masing aset, bukan nilai nominal semata.

Setiap aset dalam portofolio memberikan kontribusi risiko yang sama terhadap total portfolio risk.

Pendekatan ini lebih advanced dan cocok untuk investor berpengalaman yang memahami risk measurement secara mendalam.

Strategi 4: Dollar Cost Averaging (DCA)

DCA adalah strategi investasi dengan nominal tetap secara berkala tanpa mempedulikan kondisi atau timing pasar.

Strategi ini efektif mengurangi risiko market timing dan meminimalkan dampak volatilitas jangka pendek terhadap portofolio.

DCA sangat cocok untuk investor pemula dengan modal terbatas yang ingin membangun portofolio secara bertahap.

Langkah praktis membangun portofolio dimulai dengan menentukan risk tolerance apakah konservatif, moderat, atau agresif.

Setelah itu pilih asset allocation yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan yang telah ditetapkan.

Pilih 5-15 instrumen terbaik di kelasnya berdasarkan riset fundamental dan track record historis yang solid.

Mulai investasi bertahap menggunakan strategi Dollar Cost Averaging untuk mengurangi risiko market timing.

Lakukan rebalancing setiap 6-12 bulan untuk mengembalikan alokasi ke target awal yang telah ditetapkan.

Review dan adjust strategi sesuai perubahan kondisi life stage, tujuan keuangan, atau kondisi pasar yang berubah.

Baca Juga: Perbandingan Deposito dan Investasi Lain: Mana yang lebih untung di 2025

Kesimpulan

Portofolio adalah instrumen vital dalam mengelola risiko investasi melalui mekanisme diversifikasi yang sistematis dan terukur.

Jumlah ideal aset dalam portofolio adalah 5-15 instrumen tergantung pada modal yang dimiliki, waktu monitoring, dan kemampuan analisis.

Over-diversification dengan terlalu banyak aset sama bahayanya dengan under-diversification yang terlalu terkonsentrasi.

Fokus pada diversifikasi berkualitas lintas asset class, sektor industri, dan geografis lebih penting daripada sekadar kuantitas aset.

Pemahaman mendalam tentang berbagai jenis risiko dan cara portofolio memitigasinya adalah fondasi kesuksesan investasi jangka panjang.

Evaluasi portofolio Deponesia saat ini untuk memastikan sudah terdiversifikasi optimal atau masih terlalu terkonsentrasi pada beberapa aset.

Hitung metrik risiko seperti Sharpe Ratio, Beta, dan Maximum Drawdown untuk mendapat objektif assessment terhadap portofolio.

Mulai lakukan rebalancing jika alokasi aset saat ini menyimpang lebih dari 10% dari target awal yang telah ditetapkan.

Konsultasi dengan financial advisor profesional untuk portfolio review komprehensif jika diperlukan panduan lebih mendalam.

Ingat bahwa tujuan manajemen portofolio bukan menghilangkan risiko sepenuhnya, tetapi mengelola risiko agar proporsional dengan return yang diharapkan.


Sumber Referensi

https://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/Pages/Manajemen-Risiko-Investasi.aspx

https://www.idx.co.id/id/produk/diversifikasi-portofolio

https://www.investopedia.com/terms/m/modernportfoliotheory.asp

https://www.investopedia.com/terms/d/diversification.asp

https://www.cfainstitute.org/en/research/foundation/2020/portfolio-diversification

https://www.morningstar.com/articles/portfolio-diversification-strategies

https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/20570

 

Muhammad Iqbal Fajri SEO
Iqbal Fajri

Seorang SEO Specialist yang fokus pada technical SEO dan Content Writing. Menyukai hal baru dalam dunia digital marketing dan selalu berusaha berkembang serta belajar setiap harinya.

Tags: portofolio investasi
Previous Post

Bagaimana Jika Deposito Tidak Diambil Setelah Jatuh Tempo?

Next Post

Pengertian Portofolio dan Investasi: Konsep Dasar hingga Tips Pemula

Artikel Terkait

Investasi uang pribadi
Investasi

Langkah Utama Mengelola Keuangan Pribadi: Dari Budgeting hingga Investasi

29/10/2025
portofolio dan investasi pengertian
Investasi

Pengertian Portofolio dan Investasi: Konsep Dasar hingga Tips Pemula

29/10/2025
seberapa efektif asuransi untuk masadepan ini skenarionya
Investasi

Kapan Asuransi Benar-Benar Menyelamatkan Masa Depan Finansial Nasabah?

29/10/2025
gambar pergerakan saham
Investasi

Return Deposito 3% vs Obligasi 7% vs Saham 15%: Mana yang Optimal untuk Dana Pensiun?

29/10/2025
Next Post
portofolio dan investasi pengertian

Pengertian Portofolio dan Investasi: Konsep Dasar hingga Tips Pemula

Investasi uang pribadi

Langkah Utama Mengelola Keuangan Pribadi: Dari Budgeting hingga Investasi

Please login to join discussion

Trending🔥

  • 1. Apa Itu Deposito - Pengertian dan Keuntungan untuk Pemula

    Apa Itu Deposito – Pengertian dan Keuntungan untuk Pemula

    1555 shares
    Share 622 Tweet 389
  • Bunga Deposito Hingga 9%, Ini Perbandingan Bunga Tertinggi Bank Digital

    1109 shares
    Share 444 Tweet 277
  • Deposito Mandiri vs BRI: Analisis Bunga 2025

    638 shares
    Share 255 Tweet 160
  • Template Keuangan Excel Pribadi Gratis Download Gratis

    914 shares
    Share 366 Tweet 229
  • Template Surat Resign Kerja yang Benar Free Download Word

    694 shares
    Share 278 Tweet 174
Loading...
CurrencyRate.Today
Check: 30 Oct 2025 08:05 UTC
Latest change: 30 Oct 2025 08:00 UTC
API: CurrencyRate
Disclaimers. This plugin or website cannot guarantee the accuracy of the exchange rates displayed. You should confirm current rates before making any transactions that could be affected by changes in the exchange rates.
⚡You can install this WP plugin on your website from the WordPress official website: Exchange Rates🚀
CurrencyPriceChanges
CNY 
CNY
Rp2.339up+0,25%
EUR 
EUR
Rp19.32up+0,5%
SGD 
SGD
Rp12.805up+0,26%
USD 
USD
Rp16.628up+0,37%
CurrencyRate.Today
Check: 30 Oct 2025 08:05 UTC
Latest change: 30 Oct 2025 08:00 UTC
API: CurrencyRate
Disclaimers. This plugin or website cannot guarantee the accuracy of the exchange rates displayed. You should confirm current rates before making any transactions that could be affected by changes in the exchange rates.
⚡You can install this WP plugin on your website from the WordPress official website: Exchange Rates🚀
  • Careers
  • Deposito
  • Disclaimer
  • Hubungi Kami
  • Kalkulator Deposito Semua Bank
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Syarat dan Ketentuan
  • Tentang Kami

Copyright Deposito.co.id © 2025. AWBS Network.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak ada hasil
Lihat lebih banyak
  • Keuangan
  • Investasi
  • Deposito
  • Layanan
  • Perbankan
  • Kalkulator Deposito

© 2025 Deposito.co.id. AWBS Network