Meningkatkan potensi kebebasan finansial di masa depan bisa dilakukan dengan investasi dan pengelolaan uang yang bijak. Investasi adalah penanaman modal berupa uang atau aset berharga lain ke dalam satu instrumen dengan harapan memperoleh return (imbal hasil) di kemudian hari.
Investasi sangat penting dalam mencapai tujuan keuangan jangka panjang seperti membeli rumah atau pensiun. Selain itu, dengan berinvestasi akan menjaga harta kekayaanmu dari inflasi setiap tahunnya. Jenis investasi sebenarnya beragam, dan memiliki tingkat risiko masing-masing.
Oleh sebab itu, penting bagi kamu untuk memahami apa itu investasi secara mendasar. Mulai dari pengertiannya, legalitas broker yang dipilih hingga cara investasi yang menguntungkan.
Daftar isi:
Apa Itu Investasi?
Secara dasar, investasi dimaknai sebagai kegiatan menanam modal dengan target utamanya mendapat keuntungan dalam jangka panjang. Tujuan investasi sederhananya meningkatkan keuntungan semaksimal mungkin melebihi modal awal.
Melansir Otoritas Jasa Keuanga (OJK), investasi dikategorikan sebagai tindakan menaruh dana ke dalam suatu aset atau produk keuangan untuk mendapat keuntungan baik berupa capital gain, atau dividen dari aset yang dipegang.
Konsep tersebut sejatinya sudah ada sejak zaman kuno, dan jejaknya ditemukan sekitar tahun 1.700 sebelum masehi dalam Hukum Hammurabi. Namun bentuk investasi modern seperti saat ini mulai muncul pada abad ke-17.
Perbankan investasi yang menjadi praktik umum mulai muncul di Amerika Serikat pada akhir abad ke-19. Sedangkan bursa efek yang menjadi bagian penting dari investasi modern mulai terbentuk di tahun 1912.
Ringkasnya, investasi telah ada sejak lama, namun bentuknya sudah berevolusi dari kegiatan sederhana seperti menyimpan biji-bijian hingga ke bentuk yang lebih modern seperti investasi saham atau obliagasi.
Keuntungan Investasi
Malansir binus.ac.id, keuntungan Utama investasi adalah menumbuhkan kekayaan dan menghindari dari inflasi. Tentunya harus diberengi dengan strategi yang tepat sehingga dapat memastikan bahwa tujuan keuangan kamu tercapai di masa depan.
Tak sedikit kasus seseorang mengalami kerugian saat berinvestasi, fenomena ini sangat melekat dalam setiap jenis investasi.
kerugian investasi bisa dikarenakan beragam faktor, seperti fluktuasi pasar, kinerja perusahan yang buruk hingga peristiwa tak terduaga.
Namun jangan cemas berlebih, melakukan investasi dengan bijak dengan dibarengi pengetahuan mendalam sangat memungkinkan kamu meraup imbal hasil berlipat ganda.
1. Melindungi Kekayaan dari Inflasi
Inflasi adalah hal tak terelakkan sepanjang tahun, kemerosotan nilai mata uang diakibatkan peredarannya yang terlalu banyak, sehingga Harga barang-barang mengalami kenaikan.
Fenomena ini biasanya terjadi setiap pergantian tahun, maka tidak heran bila Harga kebutuhan pokok selalau naik dari Waktu ke Waktu.
Nah, di sini, investasi berperan untuk melindungi uang Anda dari risiko terkena inflasi. Beda dengan menabung biasa, investasi akan menyamakan nilai mata uang Anda Ketika pertama kali membeli aset, sehingga Anda bisa memperloh kekayaan yang sebanding saat menuainya.
2. Menumbuhkan Nilai Aset
Keuntungan investasi selanjutnya adalah menumbuhkan nilai aset yang Anda miliki. Misalnya, ketiak berinvestasi dengan cara membeli aset properti, otomatis nilainya akan selalu naik setiap tahun.
Tak hanya pada properti, nilai investasi juga berlipat Ketika Anda menanamkan dana pada instrument lain, misalnya saham, obligasi maupun pasar uang.
Umumnya, instrument investasi yang menawarkan keuntungan paling banyak adalah saham, namun juga memiliki risiko yang sangat tinggi.
3. Menambah Dana Darurat
Setiap orang tentunya menyiapkan dana darurat untuk menanggulangi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti terkena musibah atau PHK. Investasi di sini berfungsi untuk mengcover sementara kebutuhan mendadak tersebut.
Bedanya dengan tabungan biasa, penanaman modal bisa memberikan keuntungan pasif.
4. Bantu Capai Masa Depan
Keuntungan investasi selanjutnya adalah mendekatkan Anda dengan tujuan masa depan. Coba pikirkan, apa yang menjadi tujuan Anda untuk beberapa tahun mendatang? Apakah menikah atau melanjutkan studi s2? Semua itu tentu perlu dipersiapkan dengan matang.
Dibandingkan dengan menabung biasa, investasi tentu menawarkan keuntungan yang lebih legit. Jika tidak ingin menghadapi fluktuasi pasar saham, cobalah untuk menanamkan modal pada instrument obligasi.
Pasalnya di obligasi, uang Anda akan tetap dilipatgandakan, tetapi dengan risiko yang lebih minim ketimbang saham.
Risiko Investasi
Risiko investasi sering mengacu pada kemungkinan terjadinya kerugian atau ketidakpastian dalam hasil investasi. Menurut OJK, setiap investor memiliki sikap toleasni terhadap risiko investasi yang berbeda.
Fenomena ini tidak dapat dihindari sepenuhnya, namun dengan pemahaman yang baik tentang beragam jenis risiko, Anda dapat mengelola risiko dan meningkatkan peluang keberhasilan jangka panjang investasi.
Seperti halnya kegiatan finansial lain, investasi juga melibatkan risiko. Berikut ini beberapa jenis risiko investasi:
1. Risiko Pasar
Risiko pasar merujuk pada fluktuasi nilai investasi akibat perubahan dalam kondisi pasar. Faktor-faktor seperti perubahan suku bunga, kebijakan pemerintah dan sentiment investor dapat mempengaruhi nilai investasi.
Dalam mengelola risiko investasi ini, penting bagi Adan melakukan diversifikasi portofolio dengan mengalokasikan dana ke berbagai instrument.
2. Risiko Kredit
Risiko kredit umumnya terjadi Ketika pihak yang berhutang tidak mampu membayar Kembali utangnya. Hal ini dapat terjadi pada investasi obligasi atau pinjaman kepada perusahaan atau pemerintah.
Anda perlu melakukan Analisa kredit dengan cermat dan mempertimbangkan tingkat kredit serta kondisi keuangan sebelum memutuskan untuk berinvestasi sebagai alah satu cara meminimalisir terjadinya risiko investasi ini.
3. Risiko Likuiditas
Risiko investasi berikutnya yang perlu dipahami adalah risiko likuiditas. Risiko jenis ini berkaitan dengan kemampuan investor untuk menjual asetnya dengan cepat dan tanpa menimbulkan kerugian signifikan.
Beberapa jenis investasi mungkin sulit untuk dijual secara instan, seperti properti atau saham yang kurang likuid.
Sebelum berinvestasi pastikan mempertimbangkan tingkat likuiditas instrument tersebut dan apakah Ada mampu menanggung risiko investasi tersebut atau tidak.
4. Risiko Inflasi
Risiko inflasi terjadi Ketika laju inflasi melibihi tingkat pengembalian investasi Anda, jika pengembalian investasi tidak dapat mengimbangi inflasi, daya beli Anda akan berkurang.
Untuk melindungi diri dari risiko ini, perlu mencari instrument investasi yang memberikan pengembalian cukup tinggi sebagai cara mengatasi inflasi.
Tips Meminimalisir Risiko Investasi
Meminimalisir risiko investasi bisa dimulai dengan melakukan riset, mengalokasikan dana hingga konsultasi dengan penasihat keuangan. Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu Anda meminimalkan risiko investasi:
1. Mengalokasikan dana ke berbagai instrumen investasi
Salah satu prinsip dasar dalam investasi adalah mengalokasikan dana Anda ke berbagai jenis aset atau instrumen investasi yang berbeda. Dengan cara ini, Anda bisa mengurangi risiko kehilangan seluruh modal jika salah satu instrumen investasi mengalami kerugian.
2. Melakukan riset
Melakukan riset menyeluruh sebelum melakukan investasi juga bisa membantu Anda meminimalisir risiko investasi. Pahami secara mendalam tentang instrumen investasi yang Anda pilih, kondisi pasar, tren industri, dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai investasi Anda.
Pengetahuan yang baik tentang investasi akan membantu Anda mengambil keputusan yang lebih terinformasi dan mengurangi risiko.
3. Menyesuaikan instrumen investasi dengan profil risiko
Dengan menyadari setiap risiko investasi yang harus dihadapi, Anda perlu menyesuaikan instrumen atau produk investasi dengan profil risiko yang dimiliki. Selain itu, Anda juga sebaiknya menyesuaikan dengan kondisi keuangan dan tujuan finansial.
4. Memilih investasi jangka panjang
Investasi jangka panjang cenderung lebih stabil dan memiliki potensi keuntungan yang lebih besar. Saat Anda berinvestasi dengan tujuan jangka panjang, Anda dapat mengurangi risiko fluktuasi harga jangka pendek.
Berinvestasi dengan jangka panjang memberikan Anda waktu untuk mengatasi potensi kerugian dan memanfaatkan keuntungan jangka panjang dari aset yang Anda beli.
5. Manajemen risiko
Tetapkan batas risiko yang dapat Anda terima sebelum melakukan investasi. Hal ini dapat dilakukan dengan menentukan alokasi aset yang sesuai dengan profil risiko Anda.
Jangan terlalu terpengaruh oleh sentimen pasar atau keputusan emosional yang dapat meningkatkan risiko Anda. Selain itu, pertimbangkan untuk menggunakan instrumen manajemen risiko seperti stop-loss order atau opsi proteksi.
6. Mengikuti perkembangan pasar
Penting bagi Anda untuk mencari tahu informasi terkini mengenai pasar keuangan dan aset yang Anda miliki. Perubahan kondisi pasar atau perusahaan dapat mempengaruhi nilai investasi Anda.
Dengan memantau perkembangan pasar secara teratur, Anda dapat mengambil tindakan yang sesuai jika ada perubahan signifikan yang dapat mempengaruhi risiko investasi Anda.
7. Berkonsultasi dengan penasehat keuangan
Jika Anda merasa kesulitan dalam mengelola investasi atau mengurangi risiko, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan seorang penasehat keuangan atau penasihat investasi yang berpengalaman. Mereka dapat memberikan wawasan dan strategi yang lebih spesifik sesuai dengan tujuan dan kebutuhan Anda.
Jenis-Jenis Instrumen Investasi

1. Saham
Saham merupakan surat berharga yang menunjukkan kepemilikan seseorang atas suatu perusahaan. Ketika Anda membeli saham, secara otomatis Anda menjadi salah satu pemilik perusahaan dengan porsi kepemilikan sesuai jumlah lembar saham yang dimiliki. Keuntungan dari saham berasal dari dua sumber utama: capital gain (kenaikan harga saham) dan dividen (pembagian laba perusahaan).
Saham menawarkan potensi pertumbuhan nilai yang tinggi dalam jangka panjang. Perusahaan yang berhasil berkembang dan mencetak laba bisa mendorong harga sahamnya meroket, sehingga investor memperoleh capital gain signifikan. Selain itu, dividen yang dibagikan secara rutin juga menambah arus kas masuk. Namun, risiko saham relatif tinggi. Pergerakan harga saham sangat dipengaruhi kondisi ekonomi, kinerja industri, serta sentimen pasar global. Jika terjadi krisis ekonomi atau perusahaan salah manajemen, harga saham bisa anjlok tajam.
Pada umumnya, untuk membeli saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), investor perlu membuka rekening efek pada perusahaan sekuritas yang terdaftar di OJK. Setelah melakukan registrasi KYC (Know Your Customer) dan transfer dana ke rekening dana investor, barulah investor bisa melakukan pembelian saham melalui platform trading online. Edukasi mengenai analisis fundamental (laporan keuangan, rasio keuangan) dan analisis teknikal (grafik harga, tren) sangat dibutuhkan agar dapat memilih saham dengan prospek baik serta mengelola risiko dengan bijak.
2. Obligasi atau Surat Berharga
Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh entitas, baik pemerintah maupun korporasi, sebagai bentuk pinjaman. Investor yang membeli obligasi pada dasarnya meminjamkan dana kepada penerbit obligasi, dan sebagai imbalannya, penerbit wajib membayar bunga secara berkala (kupon) hingga jatuh tempo. Ketika tanggal jatuh tempo tiba, investor menerima pokok pinjaman kembali.
Selain itu, keuntungan utama obligasi adalah pembayaran kupon yang relatif stabil dan dapat diprediksi. Oleh karena itu, obligasi cocok bagi investor yang menginginkan arus kas rutin dan tingkat risiko lebih rendah dibanding saham. Namun, obligasi tidak bebas risiko. Risiko utama antara lain risiko gagal bayar (default risk) jika penerbit tidak mampu membayar bunga atau pokok, serta risiko suku bunga (interest rate risk) di mana harga obligasi akan turun jika suku bunga pasar naik.
3. Reksa Dana
Reksa dana adalah wadah yang menghimpun dana dari investor untuk diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi profesional. Dana tersebut kemudian diinvestasikan ke dalam berbagai jenis aset, seperti saham, obligasi, pasar uang, atau kombinasi di antaranya, sesuai dengan jenis reksa dana.
Lebih lanjut, reksa dana cocok bagi investor pemula karena dikelola oleh tim manajer investasi yang ahli dalam memilih instrumen. Selain itu, diversifikasi portofolio sudah terjamin walau modal awal relatif kecil. Investor hanya perlu membeli unit penyertaan reksa dana, dan manajer investasi yang akan memutuskan alokasi aset secara optimal.
Namun, terdapat risiko pasar sesuai jenis reksa dana yang dipilih. Misalnya, reksa dana saham memiliki risiko yang lebih tinggi dibanding reksa dana pasar uang. Biaya manajemen dan biaya kustodian juga perlu diperhatikan karena dapat memengaruhi imbal hasil bersih.
4. Properti
Investasi properti mencakup pembelian, kepemilikan, hingga penjualan aset real estat, seperti rumah, apartemen, ruko, atau tanah. Keuntungan properti bisa didapatkan dari kenaikan harga properti (capital gain) dan pendapatan sewa secara berkala.
Properti umumnya dianggap sebagai aset bernilai stabil dan cenderung naik seiring waktu, terutama di lokasi strategis. Investasi ini juga bisa menjadi sumber pendapatan pasif jika disewakan. Namun, properti memerlukan modal besar di awal, dan likuiditasnya relatif rendah—proses jual beli properti bisa memakan waktu berbulan-bulan. Selain itu, investor harus menanggung biaya tambahan seperti pajak, biaya notaris, dan pemeliharaan. Fluktuasi harga properti juga dipengaruhi kondisi ekonomi dan kebijakan pemerintah, misalnya suku bunga KPR dan regulasi zonasi.
5. Emas
Emas adalah logam mulia yang memiliki nilai intrinsik tinggi dan dikenal sebagai instrumen safe haven. Investor bisa membeli emas dalam berbagai bentuk, mulai dari emas batangan, koin, perhiasan, hingga investasi emas digital yang ditawarkan oleh berbagai platform.
Emas sering dijadikan pelindung nilai (hedge) karena cenderung mempertahankan nilainya saat terjadi krisis ekonomi atau inflasi tinggi. Selain itu, emas mudah dicairkan—di banyak toko emas maupun lembaga keuangan resmi. Namun, meski relatif stabil, harga emas dapat berfluktuasi akibat faktor permintaan global, nilai tukar dolar AS, dan gejolak ekonomi makro. Emas tidak memberikan arus kas pasif seperti bunga atau dividen, sehingga keuntungan hanya dihasilkan dari selisih harga beli dan jual.
6. Cryptocurrency
Cryptocurrency adalah mata uang digital yang menggunakan teknologi blockchain untuk mencatat setiap transaksi secara terdesentralisasi. Contoh paling populer adalah Bitcoin, Ethereum, dan Binance Coin. Transaksi crypto terjadi tanpa perantara—hanya melalui jaringan peer-to-peer—sehingga tidak bergantung pada bank sentral atau lembaga keuangan konvensional.
Salah satu daya tarik cryptocurrency adalah potensi keuntungan yang sangat besar dalam waktu singkat, terutama saat harga aset digital melonjak drastis. Selain itu, crypto memungkinkan transfer dana lintas negara dengan biaya relatif rendah dan kecepatan tinggi. Namun, risiko yang ditanggung juga sangat tinggi. Volatilitas harga crypto dapat mencapai puluhan persen dalam hitungan hari atau minggu. Selain itu, regulasi terhadap cryptocurrency di Indonesia masih terus berkembang, sehingga ada kemungkinan perubahan kebijakan yang dapat memengaruhi nilai aset digital. Risiko keamanan, seperti peretasan bursa (exchange) dan scam, juga menjadi perhatian serius.
Cara Investasi
Setelah memahami pengertian, manfaat, jenis instrumen, dan faktor yang perlu dipertimbangkan, berikut langkah praktis untuk memulai investasi:
1. Lakukan Edukasi Diri
Sebelum menanamkan modal, luangkan waktu membaca buku, mengikuti seminar, atau belajar dari sumber kredibel seperti situs OJK, BI, dan lembaga investasi terkemuka. Memahami dasar-dasar analisis fundamental dan teknikal menjadi modal penting untuk memilih instrumen yang tepat.
Tentukan Tujuan dan Jangka Waktu
Buat rencana keuangan yang jelas: apakah ingin mempersiapkan dana pensiun, membeli rumah, atau merencanakan pendidikan anak? Dengan tujuan yang spesifik, Anda dapat menentukan instrumen dan horizon investasi sehingga lebih terarah.
2. Kenali Profil Risiko
Lakukan penilaian profil risiko melalui kuesioner resmi yang banyak disediakan oleh manajer investasi atau perusahaan sekuritas. Hasilnya akan menjadi dasar alokasi aset yang sesuai, misalnya persentase saham, obligasi, dan instrumen pasar uang dalam portofolio Anda.
3. Pilih Instrumen Investasi
Berdasarkan tujuan, horizon, dan profil risiko, pilih instrumen yang paling sesuai. Jangan tergesa-gesa mengalokasikan seluruh dana ke satu aset saja; mulai dengan porsi kecil dan secara bertahap lakukan rebalancing sesuai perubahan kondisi pasar atau tujuan keuangan.
4. Buka Rekening atau Akun Investasi
Untuk investasi saham, buka rekening efek di perusahaan sekuritas terdaftar OJK; untuk reksa dana, cukup melakukan registrasi di platform manajer investasi atau bank yang menyediakan produk reksa dana; untuk obligasi pemerintah, Anda bisa membeli melalui sistem elektronik (e-SBN) yang disediakan oleh Dirjen Pajak; dan untuk emas, baik fisik maupun digital, dapat dibeli di toko emas resmi atau platform fintech yang terdaftar. Pastikan semua dokumen dan persyaratan terpenuhi sesuai ketentuan masing-masing penyedia.
5. Pantau dan Evaluasi Secara Berkala
Investasi bukanlah aktivitas “set and forget”. Pasar keuangan selalu mengalami fluktuasi akibat perubahan ekonomi global, kebijakan pemerintah, dan sentimen investor. Oleh karena itu, evaluasi kinerja portofolio secara berkala (misalnya setiap 3–6 bulan), dan lakukan rebalancing jika perlu menyesuaikan proporsi aset dengan profil risiko dan kondisi pasar terkini.
6. Kontrol Emosi dan Disiplin
Salah satu tantangan terbesar investor adalah mengendalikan emosi ketika pasar sedang volatil. Ketika harga aset turun drastis, banyak investor panik dan menjual di titik terendah, sementara ketika pasar sedang euforia, cenderung membeli pada harga puncak. Kunci kesuksesan investasi jangka panjang adalah disiplin pada rencana awal dan tidak mudah tergoda oleh rumor atau berita singkat.
Pada dasarnya, investasi memberikan peluang bagi masyarakat untuk meningkatkan kekayaan, melindungi nilai aset dari inflasi, dan menciptakan sumber pendapatan pasif. Namun, setiap jenis investasi memiliki karakteristik risiko dan keuntungan yang berbeda. Oleh karena itu, sebelum mulai berinvestasi, penting untuk melakukan edukasi, menentukan tujuan, mengenali profil risiko, serta memilih instrumen yang sesuai. Selanjutnya, disiplin dalam melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala akan membantu Anda tetap berada di jalur yang benar menuju kebebasan finansial.
Semoga penjelasan lengkap tentang apa itu investasi ini mampu menjadi panduan awal yang komprehensif bagi Anda yang baru ingin memulai maupun yang ingin memperdalam strategi investasi. Dengan perencanaan matang dan pemahaman mendalam, investasi dapat menjadi sarana efektif untuk mewujudkan impian finansial di masa depan, mulai dari membeli rumah, mempersiapkan dana pendidikan anak, hingga mencapai kebebasan finansial saat pensiun.